Find Us On Social Media :

Si Bayi Jaxon Buell, Bertahan Hidup dengan Otak dan Tengkorak yang Hanya Setengah

By Moh Habib Asyhad, Senin, 28 September 2015 | 09:00 WIB

Si Bayi Jaxon Buell, Bertahan Hidup dengan Otak dan Tengkorak yang Hanya Setengah

Intisari-Online.com - Apa yang terjadi dengan si bayi Jaxon Buell ini sungguh luar biasa. Bayi yang baru saja melewati ulang tahun pertamanya ini mampu bertahan hidup dengan dengan otak dan tengkorak yang hanya setengah. Seperti dilansir Daily Mail, orangtua Jax bercerita bagaimana anak mereka yang lahir pada 27 Augustus 2014 itu mengalami malafungsi organ tubuh yang disebut Microhydranencephaly.

Untuk diketahui, kelainan ini ditemukan pada satu di antara 4.859 kelahiran bayi di AS tiap tahunnya. Pada umumnya, usia bayi yang mengalami malafungsi seperti ini atau menderita Microhydranencephaly, tak pernah bertahan lama. Meski demikian, bayi yang mendapat panggilan Jax “Strong” ini mendapatkan dukungan dari organisasi nirlaba GoFundMe, yang telah mengumpulkan dana tak kurang US$ 54.000 (sekitar Rp794,11 juta) dari 1.181 donor.

Masih dari Daily Mail, Minggu (27/9), kisah Jax telah menyebar secara viral melalui media sosial. Di Facebook, kisah tentang bayi ajaib ini sudah dibagikan sebanyak lebih dari18.000 kali dan mendapatkan tanda Like sebanyak 80.554 dari Facebookers.

Sementara itu, pakar kesehatan yang menangani Jax belum yakin perihal berapa lama bayi mungil ini akan bertahan hidup dari kelainan yang sejatinya sudah diendus sejak usia kandungan memasuki angka 17 minggu ini. Brandon Buell (30, ayah Jax, berkisah, dia dan istinya mendapatkan informasi bahwa bayinya laki-laki, tapi pemeriksaan ultrasonik di bagian kepalanya menunjukkan ada sesuatu yang aneh, ada organ yang tak bertumbuh.

Mengetahui hal itu, pasangan tersebut masih mencoba untuk tegar. Pada usia kandungan 23 minggu, dokter memberi pilihan kepada Brandon dan Brittany, untuk melakukan sesuatu pada bayinya yang terindikasi mengalami kelainan serius. Dokter menyarankan agar janinnya digugurkan dengan pertimbangan medis. Namun Brittany dan Brandon menolaknya.

Brandon dan Brittani memiliki pandangan yang cukup kerap terhadap abori atau menggugurkan kandungannya—meskipun itu sangat berisiko—dan tentu saja, opsi yang ditawarkan oleh dokter akan ditampiknya.