Find Us On Social Media :

Pohon Tertua di Inggris Raya Berubah Jenis Kelamin Setelah 5.000 Tahun?

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 5 November 2015 | 17:15 WIB

Pohon Tertua di Inggris Raya Berubah Jenis Kelamin Setelah 5.000 Tahun?

Intisari-Online.com - Tak hanya terjadi pada manusia, perubahan jenis kelamin juga dianggap bisa terjadi pada pohon. Baru-baru ini seorang ahli tumbuh-tumbuhan menemukan pohon tertua di Inggris Raya berubah jenis kelamin setelah 5.000 tahun. Pohon itu, tak lain dan tak bukan adalah Fortingall Yew yang legendaris itu.

Terletak di Perthshire di Central Scotland, pohon ini dikenal sebagai salah satu makhluk hidup tertua di seluruh Eropa. Menurut Metro.co.uk, pohon ini berdiri di tempat kelahiran Pontius Pilate—Prefrek (gubernur) ke-5 Pronvinsi Iudaea Kekaisaran Rowawi.

Diketahui sebelumnya bahwa pohon itu berjenis kelamin jantan yang bertanggung jawab untuk melepas serbuk sari—oleh sebab itu tak mungkin berbuah. Namun ahli botani Dr Max Coleman dari Royal Botanic Garden Edinburgh secara mengejutkan menemukan bahwa pohon kuno nan ikonik itu menghasilkan tiga buah berwarna merah, yang hanya tumbuh pada Yew betina pada musim semi.

“Aneh karena tampaknya Yew, dan banyak konifer lainnya, yang memiliki jenis kelamin terpisah telah beralih jenis kelamin,” ujar Coleman.

Menurut The Guardian, Coleman mengambil tiga buah tersebut dan menanam mereka di pot. Jika mereka tumbuh dan menghasilkan buah yang sama dengan musim semi sebelumnya, maka mereka akan dikenang sebagai keturunan pertama Fortingell Yew setelah ribuan tahun. Dan tentu saja sejarah baru akan tercatat.

 

“Tiga buah/biji itu telah dikumpulkan dan akan dimasukkan dalam sebuah proyek ambisius untuk melestarikan keragaman genetik pohon Yew ke seluruh jangkauan geografisnya, termasuk Eropa, Kaukasus, Asia Barat, dan Afrika Utara,” tulis Coleman.

Sejatinya ini bukan kasus pertama. Pada 1837, seorang ahli tumbuhan telah mendokumentasikan perubahan jenis kelamin parsial pada pohon Yew yang terletak di Shrophshire, West Midlands, Inggris. Namun, para ahli itu menambahkan bahwa perubahan itu jarang terjadi.