Find Us On Social Media :

Sebastian, Pria yang Selamatkan Wanita Hamil yang Bergantung di Jendela Gedung saat Terjadi Serangan Paris

By Ade Sulaeman, Rabu, 18 November 2015 | 11:00 WIB

Sebastian, Pria yang Selamatkan Wanita Hamil yang Bergantung di Jendela Gedung saat Terjadi Serangan Paris

Intisari-Online.com - Pria yang menolong seorang perempuan muda yang difoto sedang bergantung di langkan sebuah jendela di ruang konser Bataclan di Paris, Perancis, ketika sejumlah teroris membantai orang-orang yang berada di dalam gedung itu pada Jumat pekan lalu telah mengisahkan apa yang telah terjadi.

Pria yang hanya diidentifikasi sebagai "Sebastian" itu mengatakan kepada surat kabar Perancis bagaimana dirinya menarik perempuan itu ke dalam saat orang-orang bersenjata beraksi di dalam gedung pertunjukkan tersebut.

Perempuan itu, yang belum teridentifikasi tetapi diyakini selamat, terekam dalam sebuah  video ponsel yang dibuat wartawan harian Le Monde, Daniel Psenny. Dalam video itu perempuan tersebut terdengar berteriak, "Tolong, tolong, saya hamil, tangkap saya jika saya jatuh."

Menurut harian La Provence, Sebastian melihat perempuan itu ketika dia lari dari tembakan di dalam gedung.

Dia menambahkan, "Perempuan itu memohon kepada orang-orang di bawah agar mereka bisa menangkapnya jika ia melompat. Namun di bawah sana kacau. (Semantara) kami berada 15 meter dari tanah. Saya bertahan selama lima menit dan kemudian perempuan hamil itu, yang kelelahan, memohon kepada saya untuk membantunya masuk kembali ke dalam. Itulah yang saya lakukan."

"Saya tidak tahu ke mana dia pergi setelah itu tetapi saya kembali ke tempat persembunyian saya, yang tidak besar. Lima menit kemudian saya merasakan laras sebuah Kalashnikov di kaki saya dan seorang teroris berteriak. 'Turun dari sana ... Berbaring di lantai'."

Sebastian mematuhi perintah. Dia mengatakan dirinya berbaring bersama puluhan orang lain saat  orang-orang bersenjata itu menembak dari balkon.

Sebastian memberikan rincian lainnya tentang peristiwa di dalam gedung teater itu di mana 89 orang tewas.

Orang-orang bersenjata tersebut, kata dia, terlibat dalam "negosiasi" dengan polisi pada satu kesempatan setelah menghentikan tembakan dan mengatakan kepada para korban bahwa mereka datang untuk membuat para korban menderita seperti cara rakyat Suriah menderita.

(kompas.com)