Find Us On Social Media :

obrolan di luar pagar madrasah

By dani rahman, Selasa, 26 April 2011 | 18:25 WIB

obrolan di luar pagar madrasah

Pernahkan Anda melihat para pedagang asongan khas di depan sebuah sekolah? Rerata mereka mangkal pagi hari di sekolah dasar dan sore hari di madrasah-madrasah. Dengan peralatan seadanya - sehelai plastik lusuh, payung butut dan aneka dagangan murah - mereka berharap dari recehan uang jajan anak sekolah. Saya tiba-tiba saja tertarik mengamati para pedagang asongan ini yang mangkal di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di dekat rumah. Sekolah itu masuk siang. Nah, sebelum anak-anak masuk itu para pedagang itu bersiap-siap berjejer di depan pagar madrasah bergelut dengan debu jalan dan teriknya matahari yang seakan tidak dihiraukan. Ada yang menarik beberapa kali aku perhatikan para pedagang yang biasa mangkal di depan rumah, seorang perempuan sekitar 25 tahunan menjajakan berbagai jenis asesories rambut dan stiker yang dijual 500an dan seorang Bapak penjual es 30 tahunan sendiri dengan sepeda tuanya. Kuperhatikan dengan seksama dibalik jendela, si Ibu yang sibuk membereskan alas dengan dagangan yang dikeluarkan dari sebuah kantong plastik hitam belel, dengan penuh hati-hati ditata sedemikian rupa supaya tampil memikat anak-anak yang akan datang sebentar lagi. Dikejauhan kelihatan seorang pria bersepeda dengan baju lusuh menyadarkan sepedanya di pagar madrasah, si ibu yang tadi sibuk menoleh dan bergegas membukakan tas plastik lainnya sembari mencari sesuatu. Botol bekas sirup berisi air teh disodorkan kepada pria yang baru datang tadi sambil tersenyum hmm...... dari gerak-geriknya terlihat bahwa mereka ini adalah sepasang suami istri, yang sama-sama berdagang. Mereka nampak bercakap-cakap sebentar dengan raut wajah yang sedikit kesal. Tak lama kemudian si Ibu memegang dan mencium tangan suaminya. Pria tersebut kembali ke sepedanya dengan sedikit senyum tersungging lalu perlahan meninggalkan area madrasah. Kejadian ini kebetulan terjadi beberapa kali didepan rumahku, terpikir berapa sebenarnya yang mereka peroleh dari usaha kedua suami istri ini? terlebih lagi sedikit mengherankan adalah semangat kedua orang ini yang kelihatannya tidak pernah mnyerah dengan kondisi yang ada. Suatu waktu kuputuskan untuk mendekati pagar madrasah dari dalam hanya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya mereka perbincangkan ketika bertemu. Dengan dalih mencari batu kecil di halaman madrasah akhirnya terdengar si istri berkata pada suaminya sebelum dia mencium tangannya: "Mudah-mudahan Allah ridha pada kita hari ini ya Pak.... tidak seperti kemarin dagangan ibu nggak ada yang beli... " Si suami tersenyum bangga lalu ah berkata "ah nggak apa apa bu untuk beras seliter hari ini sudah ada ...tapi buat tempe-nya belum ada, doakan Bapak ya Bu!.... Assalamualaikum.."