Suka bepergian ala backpacker? Terganggu dengan bau apek handuk saat harus berpindah-pindah tempat penginapan? Ada solusi praktis: pakai chamois!
Ya, saya menemukan solusi itu tanpa sengaja. Waktu itu saya bersama anak-anak berencana main di sebuah pantai. Karena anginnya kencang dan pantainya tak seperti yang diharapkan, kami pun urung. Tak dinyana, di dekat pantai itu terdapat kolam renang mini yang bisa buat cipak-cipung! Apalagi pengelola menyediakan bola-bola buat main lempar-lemparan. Ya sudah, kami pun ke situ. Anak-anak pun langsung mencebur tanpa ragu.
Seperti biasa, jika sudah bertemu dengan air maka anak-anak tak tahu waktu. Terlebih pihak pengelola juga membuka warung kelontong yang menyediakan mi rebus dan roti serta aneka rupa minuman. Anak-anak kalau lapar ya keluar dari air, makan, lalu nyebur lagi.
Saat matahari sudah mau tenggelam di sisi barat barulah mereka mau menyudahi bermain di air. Langsung menuju kamar bilas dan … baru sadar kalau tidak membawa handuk! Ada pakaian ganti, tapi handuk lupa kalau masih dijemur.
Begitu melihat chamois di mobil saya langsung berpikir, “Iya, kenapa gak dipakai saja ini?” Kebetulan ada dua, dan yang satu relatif baru. Belum begitu kotor. Akhirnya kami pun handukan dengan chamois itu.
Semenjak itu chamois menjadi andalan saya saat bepergian, baik menginap di hotel yang menyediakan handuk atau penginapan murahan. Begitu juga saat touring bersepeda, cara ini sangat praktis dan efisien. Bayangkan kalau memakai handuk. Pagi hari selesai habis dipakai tak jarang saat touring kita harus sudah berangkat menuju ke titik henti berikutnya. Handuk yang masih basah itu tentu harus dimasukkan kantong plastik dan disimpan di ransel. Begitu tiba di penginapan berikutnya saat mau dipakai handuk masih dalam keadaan lembab dan apek baunya.
Bagaimana dengan chamois? Selesai dipakai, diperas, dan dimasukkan ke tempatnya. Tak memenuhi tempat dan begitu sampai di tempat penginapan langsung bisa dipakai tanpa perlu menunggu kering dulu.
Sudahkah Anda ber-chamois hari ini?