Find Us On Social Media :

Tak Ada Rotan, Akar Pun Jadi

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 12 Juli 2011 | 15:00 WIB

Tak Ada Rotan, Akar Pun Jadi

Kemarin pagi (11/7/2011) saat berangkat kerja dan melintasi jalan raya Ragunan, saya terkejut ketika di belakang terdengar suara peluit. Peluit yang biasanya dipakai oleh polisi untuk mengosongkan jalan supaya diberi jalan lebih dahulu.

Saat itu saya berpikir, wah ini ada rombongan VIP yang didahului oleh polisi minta jalan duluan. Saya yang membonceng suami minta agar jalan agak ke tengah, karena suara peluit dari sebelah kiri, sepertinya akan berbelok kiri ke arah Ragunan.

Ketika saya menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang lewat. Ternyata tidak ada rombongan apa pun. Hanya seorang bapak yang mengayuh sepeda tuanya dan meniup peluit. Saya perhatikan bapak tua dan sepedanya itu. Tersadar, saya tersenyum-senyum. Rupanya sepeda tuanya itu tanpa bel. Cerdik juga beliau, mengganti bel sepeda dengan peluit. Saya lihat ekspresi para pengendara motor yang lain, rupanya mereka juga tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Hingga akhirnya mempersilakan bapak tua itu jalan lebih dulu.

Bapak tua itu terus mengayuh sepedanya sambil membunyikan peluit menyibak ratusan sepeda motor yang pagi itu juga berangkat menuju tempat kerja.

Tak ada rotan, akar pun jadi. Idenya boleh juga.