Penulis
Intisari-Online.com – Dalam buku Who Are You? What Do You Want?, penulis Mick Ukleja dan Robert Lorber, memberikan contoh sempurna dongeng binatang dari George Reavis ini, untuk kita yang harus selalu tetap berpegang pada apa yang kita kuasai.
Hewan-hewan mendirikan sekolah dan membuat kurikulum yang meliputi pelajaran berenang, terbang, berlari, dan memanjat. Diputuskan bahwa semua hewan untuk mengambil mata pelajaran tersebut dan harus lulus setiap mata pelajaran.
Tentu saja, bebek adalah perenang terbaik di sekolah tersebut. Sayangnya, ia tidak bagus dalam berlari. Dalam rangka meningkatkan kecepatan larinya, bebek harus berhenti berenang dan menghabiskan waktu luangnya berlatih lari sprint. Akhirnya, kakinya terluka dan ia tidak lagi pandai berenang.
Kelinci punya masalah yang sebaliknya. Ia adalah pelari yang hebat, tapi tidak bisa berenang untuk menyelamatkan hidupnya. Kegagalan ini menyebabkannya menjadi gila.
Tupai adalah salah satu binatang pendaki terbaik. Ia senang melompat ke atas tanah dari cabang-cabang pohon. Tapi ketika ia diminta untuk terbang dari bawah ke atas, ia menarik otot sampingnya yang mencegahnya memanjat dan berlari. Nilainya pun jelek untuk hal ini.
Lalu, ada elang yang lebih menyukai hal yang lebih baik daripada melompat-lompat di udara. Dia bersikeras untuk melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, hingga ia pun diusir karena tidak mau kompromi.
Boleh-boleh saja kita memiliki mimpi dan tujuan yang menantang untuk memperbaiki diri sendiri. Namun, bila kita tidak tahu keterbatasan kita, kita mungkin akan membuang-buang waktu yang berharga dan energi untuk tujuan yang tidak realistis. Dengan contoh ini, kita diingatkan ketika berada di jalur menuju perbaikan diri tidak boleh lupa untuk memanfaatkan kekuatan, bakat, dan kemampuan yang sudah kita miliki. (*)