Find Us On Social Media :

Zaman Berubah, Sopan Santun Tidak

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 29 September 2012 | 16:45 WIB

Zaman Berubah, Sopan Santun Tidak

Intisari-Online.com – Zaman mengalami perubahan, orang semakin maju, tapi sopan santun tidaklah berubah, seperti cerita dari Vincent Muli Wa Kituku, Idaho, berikut di bawah ini.

Pada tahun 1981, saya melamar masuk ke University of Nairobi. Saya memerlukan tanda tangan dari pihak yang berwenang untuk keperluan tersebut. Ini untuk mengonfirmasi bahwa dokumen telah dilegalisir oleh pihak yang tepat

Ayah kenal hakim di daerah kami. Setelah saya menyelesaikan pengisian formulir, kami membuat janji untuk bertemu dengan hakim tersebut.

Hari itu, saya berjalan ke kantor hakim dengan langkah ayah saya di belakang saya. Ada dua kursi di seberang meja hakim itu. Saya mengambil satu setelah menyerahkan dokumen kepadanya. Karena kami tidak di dalam ruang sidang, saya pikir tidak perlu untuk membungkuk. Ayah saya, bagaimanapun, menghadapi hakim, ia membungkuk kepadanya, kemudian duduk.

Hakim bertegur sapa singkat dengan ayah. Ia kemudian melihat dokumen saya tanpa memandang saya. Setelah menandatangani berkas-berkas saya, ia menyerahkan kepada saya, tanpa sepatah kata pun. Saya mengucapkan terima kasih, dan berdiri, lalu pergi.

Ayah kemudian berdiri, berpaling kepada saya, meraih bagian belakang leher saya, dan menyuruh mengikutinya. Saya mengerti: saya harus membungkuk. Ayah saya membungkuk, dan kami meninggalkan kantor hakim.

Ada pepatah Swahili yang mengatakan Heshima si utumwa, yang berarti “Menghormati bukanlah perbudakan.” Ayah saya mengajarkan saya sebuah pelajaran berharga tentang hal itu hari ini.