Penulis
Intisari-Online.com – Suatu hari, Bea Salazar duduk melihat sebotol obat penghilang rasa sakit – berpikir untuk bunuh diri. Ia adalah seorang ibu tunggal dari lima anaknya, sementara suaminya telah meninggalkan keluarganya. Bea dinonaktifkan karena kecelakaan kerja di pabriknya. Pinggulnya dan punggungnya terluka parah hingga dia tidak bisa lagi bekerja. Ia amat kesakitan, tidak punya uang, dan penuh keputusasaan.
Tiba-tiba ia mendengar ketukan pintu di rumahnya. Ia melihat konselornya, dan hingga hari ini Bea percaya Allah telah mengirim tamunya. Dengan bantuan konselornya, Bea mulai hidup lagi, mengontrol kembali penyakitnya dan mencari makna dari semua kehidupannya. Hingga makna kehidupan yang muncul dalam cara yang paling tidak ia duga.
Saat akan membuang sampah, Bea mendengar kebisingan di kompleks perumahannya. Ia menemukan seorang anak kecil yang sedang memakan sepotong roti kotor. Ia membawanya pulang dan memberinya makan. Namun, 13 hari kemudian muncul enam anak lagi yang meminta makanan. Tampaknya ada banyak anak-anak di lingkungan mereka yang orangtuanya bekerja lalu meninggalkan mereka sendirian tanpa makanan sepanjang hari.
Bea tiba-tiba menyadari bahwa ia telah menemukan misinya: Tuhan telah menyelamatkan hidupnya, “karena Dia membutuhkan saya untuk mengurus anak-anak”. Bea mengaku mendapat sumbangan dari lembaga-lembaga sosial dan gereja-gereja, dan pada tahun berikutnya dia mendirikan Bea’s Kid, sebuah organisasi nirlaba. Saat ini, ia dan stafnya memberi makan 150 anak setiap hari dan memberikan bimbingan, pakaian, bantuan medis, dan banyak lagi.
Pada suatu kali, Bea hampir tidak bisa berjalan karena luka-lukanya. Namun, ia keluar dari tempat tidur untuk memenuhi panggilan anak-anak yang datang kepadanya. “Mereka memberi saya tujuan. Bagaimanapun, mereka telah memberikan saya jauh lebih banyak daripada yang pernah saya berikan kepada mereka.” (*)