Penulis
Intisari-Online.com – Sepasang suami-istri pergi mengunjungi kawannya yang tinggal di bagian lain suatu negeri dan diajak melihat pacuan kuda. Karena terpesona oleh kuda-kuda yang saling mengejar berlari mengelilingi lapangan pacuan, kedua orang itu sepanjang sore terus bertaruh sampai akhirnya mereka tinggal mempunyai uang tidak lebih dari dua dollar.
Pada hari berikutnya si suami merayu istrinya supaya ia dibiarkan pergi ke tempat pacuan sendiri. Pada pertandingan yang pertama ada kuda yang taruhannya lima puluh dibanding satu. Ia memasang taruhannya dan menang. Ia mempertaruhkan seluruh uangnya pada lomba berikutnya dan sekali lagi menang. Sepanjang sore ia bertaruh dan berhasil mengumpulkan lima puluh tujuh ribu dollar.
Dalam perjalanan pulang ke rumah ia melewati sebuah tempat judi. Suatu suara dari dalam yang kedengarannya sama dengan suara yang telah mendorongnya untuk memilih kuda taruhan, rasanya berkata,” Berhentilah di sini dan masuklah.” Maka ia berhenti, masuk, dan berdiri di depan meja rulet. Suara itu berkata, “Nomor tiga belas.” Orang itu menaruh seluruh lima puluh tujuh ribu dollar yang ia miliki pada nomor tiga belas. Roda berputar. Bandar judi mengumumkan, “Nomor empat belas.”
Maka orang itu pulang ke rumah dengan kantong kosong sama sekali. Istrinya menyapanya dari beranda, “Bagaimana jadinya?”
Suaminya mengangkat bahu dan berkata, “Yang dua dollar juga amblas.”
Coba pikirkanlah .... Engkau tidak pernah kehilangan lebih daripada apa pun yang kauhilangkan. (The Prayer of The Frog)