Find Us On Social Media :

Kucing, Siti, Joko dan Kamto

By Rusman Nurjaman, Senin, 14 Januari 2013 | 15:47 WIB

Kucing, Siti, Joko dan Kamto

Intisari-Online.com - Hampir setiap hari, dari pagi sampai sore hujan tak kunjung reda. Memang sedang musimnya. Tapi banyak orang yang mengatakan salah musim, pertanda bahwa mekanisme kehidupan ini sedang amburadul. Di rumah masing-masing: Siti, Joko dan Kamto selain hari Minggu, hari itu mereka sedang malas ke luar rumah, dan memilih menghabiskan liburannya di rumah.

Ketika senja tiba, Siti, Joko, dan Kamto masing-masing menemukan seekor kucing yang tengah berteduh di teras rumah dalam keadaan basah kuyup dan kedinginan. Melihat keadaan kucing yang kelihatan memelas itu, Siti, Joko, dan Kamto tergerak hatinya untuk menolong kucing tersebut dengan mempersilahkan kucing itu masuk ke dalam rumah. Apa yang dilakukan Siti, Joko, dan Kamto terhadap kucing tersebut?Siti ternyata tak sekadar menolong kucing dari kedinginan. Dia juga tergerak hatinya untuk memelihara sekaligus mendidiknya. Sebab, Siti tak mau maksud baiknya terhadap si kucing itu kelak di kemudian hari justru malah merugikan. Contoh, Siti tak mau kucing itu kencing dan berak di sembarang tempat. Dia juga tak suka kalau si kucing itu kelak makan apa saja sesuka hati di rumahnya. Siti juga paling benci dengan bau-bau badan disebabkan tidak pernah mandi. Yang jelas, Siti itu tipe orang yang perfek, orang yang telah terbiasa tertib teratur dan orang yang selalu menjaga martabat, harga diri dan sopan santun.

Atas dasar latar belakang itu Siti mulai mendidik kucing di rumahnya. Pertama yang dia lakukan adalah memberi nama si kucing itu. Soalnya dia paling tidak suka dengan hal-hal yang berbaui anonim. Segala sesuatu yang dia temui, pertama kali yang ia cari, yang ia lihat, adalah merek, label, cap, dan sejenisnya. Hari itu Siti sibuk membuka kamus, catatan, bahkan ia ingat nama-nama dari novel yang pernah ia baca. Maka si kucing pun mendapat hadiah nama, yaitu Ketti.

Hari itu Siti menyusun dan memberlakukan jadwal latihan dan kegiatan untuk si Ketti. Ketti dilatih untuk kencing dan berak di tempat yang telah disediakan. Perlahan-lahan Ketti diajarkan tata tertib. Ketti diberi pelajaran tentang hak dan kewajiban. Misalnya, Ketti tidak boleh makan kecuali makanan yang telah disediakan. Di bidang sopan santun, Ketti sama sekali tidak diperkenankan lari-lari di dalam rumah. Apalagi lompat lewat jendela. Proses latihan dengan aturan yang ketat dan diberlakukannya sangsi yang berat apabila melanggarnya. Walhasil, si Ketti jadilah kucing yang berbudaya, patuh, sopan, dan penurut, tidak sebagaimana kucing-kucing lainnya.Joko tidak sebaik dan serinci Siti dalam melatih kucingnya. Tapi Joko punya keyakinan bahwa kucing pun kalo dididik akan bisa berguna untuk dirinya. Joko mendorong motivasi kucingnya agar rajin menjaga rumahnya dari tikus-tikus. Si kucing akan mendapat hadiah dari Joko apabila dia telah berhasil menangkap tikus. Sebaliknya, bila si kucing tak melakukan tugasnya jangan berharap akan mendapat hadiah. Bila berani mengambil makanan di meja makan tanpa seijin Joko, si kucing akan mendapat ganjaran setimpal dari Joko. Ganjarannya berupa camnbukan sampai si kucing merengek-rengek minta ampun.Lain Joko, lain Siti. Kamto berpikir tentang si kucing justru sebaliknya. Si kucing pun dibiarkan saja sebagaimana kucing seutuhnya. Maka dilepaslah si kucing itu dari rumahnya. Setelah hujan reda, dipersilakan si kucing pergi dari rumahnya. (Pendidikan Populer)