Intisari-Online.com – John Merrick, biasa disebut “manusia gajah”, dilahirkan dengan kelainan genetik langka yang menyebabkan pertumbuhan tubuhnya abnormal dan melumpuhkan. Petugas karnaval bersemangat mengumpulkan uang dari penderitaan Merrick dengan memamerkannya kepada publik selama bertahun-tahun, sampai Dr. Frederick Treves memasuki kehidupannya.
Di bawah bimbingan para ahli bedah London, Merrick lalu mengembangkan cintanya yang besar pada membaca, teater, dan di atas semuanya, teman-teman yang baik. Merrick menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dalam perawatan orang-orang yang melihat masa lalu penampilannya.
Beberapa tahun setelah perjumpaan Merrick dan Treves berlanjut, persahabatan mereka menginspirasi para pembuat film. Antropolog almarhum Dr. Ashley Montagu melihat cerita mereka sebagai kemenangan besar dari jiwa manusia. Ia menuliskan hubungan mereka dalam bukunya The Elephant Man: A Study in Human Dignity (E.P. Dutton).
“Apakah moral dari cerita ini?” tanya Montagu. “Inilah pengaruh dari kehidupan orang yang benar-benar baik dalam memberikan manfaatnya pada orang lain. Pengaruh itu tidak pernah benar-benar memudar, bahkan memberikan keberanian dan integritas sebagai salah satu kebajikan tertinggi manusia, bahkan hidup lebih lama dari kematian itu sendiri.”
Amat bijak, Montagu sendiri tidak menjelaskan apakah Merrick atau Treves memperoleh sebagian besar manfaat dari hubungan mereka. Karena pada akhirnya, mereka tetap saling membantu menjadi orang yang lebih baik. (*)