Intisari-Online.com – Ketika W. Mitchel selamat dari kecelakaan sepeda motor mengerikan dengan luka bakar parah yang membuatnya cacat permanen, ia lebih fokus pada hidupnya – tidak pada luka-lukanya – dan memulai sukses berkarier dalam bisnis.
Ia melanjutkan pelajaran terbang yang terganggu karena kecelakaan itu, meskipun ia tidak lagi memiliki jari-jari tangan. Mitchell belajar bagaimana menguasai kontrol dari kokpit dengan apa yang tersisa dari tangannya. Akhirnya ia menyelesaikan pelatihan yang diperlukan untuk dapat terbang solo.
Beberapa tahun kemudian, Mitchell memutuskan untuk menerbangkan pesawat kecil dari Colorado ke California. Namun, terdapat es di sayap pesawat dan akhirnya pesawat itu jatuh setelah lepas landas. Ia selamat dari kecelakaan itu, tapi lumpuh dari pinggang ke bawah.
Mitchell tertekan. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia akan terbatas pada kursi roda seumur hidupnya. Sementara ia berada di rehabilitasi, seorang teman menelepon untuk menghiburnya. Temannya memberi nasihat yang sama seperti tahun sebelumnya: jangan pedulikan apa yang terjadi padanya. Hal yang penting adalah apa yang bisa dilakukan dengan itu.
Saat itulah Mitchell menyadari, jika ia bisa bertahan hidup baik dari kecelakaan sepeda motor dan pesawat, ia bisa membuat besar sebagian hidupnya.
Sejak kecelakaan kedua itulah, Mitchell mendapatkan jabatan publik, menemukan cinta sejati, dan menjadi motivator di televisi dan radio. Ia mengatakan, “Sebelum saya lumpuh, ada 10.000 hal yang bisa saya lakukan. Kini hanya ada 9.000. Apa yang harus saya fokuskan? 1.000 hal yang tidak bisa saya lakukan? Saya lebih memilih fokus pada 9.000 hal yang masih bisa menyenangkan dan indah bagi saya.” (*)