Penulis
Intisari-Online.com - Pada awalnya manusialah yang menciptakan kebiasaan. Namun lama kelamaan, kebiasaanlah yang menentukan tingkah laku manusia.
Ada seorang yang hidupnya amat miskin. Namun walaupun ia miskin ia tetap rajin membaca.
Suatu hari secara tak sengaja ia membaca sebuah buku kuno. Buku itu mengatakan bahwa di sebuah pantai tertentu ada sebuah batu yang hidup, yang bisa mengubah benda apa saja menjadi emas. Setelah mempelajari isi buku itu dan memahami seluk-beluk batu tersebut, ia segera berangkat menuju pantai yang disebutkan dalam buku kuno itu.
Dikatakan dalam buku itu bahwa batu ajaib itu agak hangat bila dipegang, seperti halnya bila kita menyentuh makhluk hidup lainnya. Setiap hari pemuda itu memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja.
Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut. Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun ia berada di pantai itu. Kini menggenggam dan membuang batu telah menjadi kebiasaannya.
Suatu hari secara tak sadar, batu yang dicari itu tergenggam dalam tangannya. Namun karena ia telah terbiasa membuang batu ke laut, maka batu ajaib itu pun tak luput terbang ke laut dalam. Lelaki miskin itu melanjutkan ‘permainannya’ memungut dan membuang batu. Ia kini lupa apa yang sedang dicarinya.
Pernahkah kita merasakan kalau hidup ini hanyalah suatu rentetan perulangan yang membosankan? Dari kecil, kita sebenarnya sudah dapat merasakannya. Kita harus bangun pagi-pagi untuk bersekolah. Lalu pada siangnya kita pulang, mungkin sambil melakukan aktivitas lainnya, seperti belajar, menonton TV, tidur. Malamnya makan malam, kemudian tidur. Keesokkan harinya kita kembali bangun pagi untuk bersekolah, dan melakukan aktivitas seperti hari kemarin. Hal itu berulang kali kita lakukan bertahun-tahun! Hingga akhirnya tiba saatnya menginjak ke fase berikutnya: bekerja.
Bekerja tak jauh beda dengan bersekolah. Kita harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke kantor, lalu pulang pada sore/malam harinya. Kemudian kita tidur. Keesokan harinya kita harus kembali bekerja lagi, dan melakukan aktivitas yang sama seperti kemarin. Sampai kapan?
Pernahkah kita merasa bosan dengan aktivitas hidup kita?
Jika Anda menjawab ya, maka dengarlah nasihat ini:
“Bila hidup ini cuma suatu rentetan perulangan yang membosankan, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk menemukan nilai baru di balik setiap peristiwa hidup.”
Artinya, jangan melihat aktivitas yang kita lakukan ini sebagai suatu kebiasaan atau rutinitas, karena jika kita menganggap demikian, maka aktivitas kita akan amat sangat membosankan!!
Cobalah maknai setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, mungkin kita akan menemukan suatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.
“Setiap hari merupakan hadiah baru yang menyimpan sejuta arti.”
Setuju?