Intisari-Online.com – Ini adalah sebuah kisah seorang pria yang kapalnya rusak dan terdampar di sebuah pulau. Setiap hari ia berdoa meminta Tuhan untuk mengirim seseorang untuk menyelamatkannya. Tapi ia selalu kecewa karena tidak pernah ada yang datang.
Bulan berlalu dan pria ini belajar bagaimana bertahan hidup di pulau. Selama waktu itu, ia mengumpulkan apa saja dari pulau itu dan menyimpannya di sebuah gubuk yang ia bangun. Suatu hari setelah berburu makanan dan kembali ke gubuknya, ia cemas ketika melihat gubuknya terbakar bersama dengan segala sesuatu yang dimilikinya.
Semua harta miliknya sudah jadi abu. Satu-satunya yang tertinggal hanyalah pakaian yang melekat di badannya. Awalnya ia kaget, kemudian ia dipenuhi dengan kemarahan.
Dalam kemarahannya ia melemparkan tinju ke udara dan mulai mengutuk Allah dan berteriak, “Tuhan, bagaimana mungkin Engkau membiarkan ini terjadi padaku? Aku sudah berdoa setiap hari selama berbulan-bulan agar diselamatkan tapi tidak ada yang datang. Dan sekarang semua yang saya miliki terbakar! Bagaimana bisa Kau lakukan ini padaku! Mengapa Engkau membiarkan ini terjadi?”
Pria itu terduduk, melipat lututnya dan menutup matanya dengan tangan, akhirnya menangislah ia. Secara kebetulan ia melihat ke atas dan melihat sebuah kapal datang ke arahnya. Pria itu pun diselamatkan. Saat dalam perjalanan, pria itu bertanya kepada kapten kapal, “Bagaimana Kau bisa menemukan aku?”
Kapten menjawab, “Kami sedang berlayar di seberang lautan ketika melihat di cakrawala ada asap mengepul. Kami memutuskan untuk pergi mengeceknya. Saat itulah kami menemukan Anda!”
Dalam hidup, kita akan dihadapkan dengan tantangan, masalah, dan bencana. Namun, perlu diingat, apa yang kita pikirkan buruk, Tuhan bisa mengubahnya menjadi baik bagi kita! Terkadang dalam sebuah bencana ada hikmah tersembunyi. Tuhan pasti mendengarkan doa kita, dan memberikan kita jalan keluar dari masalah. (*)