Penulis
Intisari-Online.com - Seorang ayah mengajak anaknya menyusuri gua bawah tanah. Karena asyik mengamati stalagtit kakinya tersandung batu.
“Aduuuuuhh!” serunya. Tiba-tiba ia mendengar kembali seruannya dari suatu tempat di ruangan gua, “Aduuuuuhh!”. Karena merasa aneh dan ingin tahu, si anak lalu berseru lantang, “Siapa kamu?” Kembali ia mendengar suara yang mengulang pertanyaannya, “Siapa kamu?” Si anak jengkel karena suara itu kembali mengulangi pertanyaannya. Dengan marah ia berkata, “Kamu pengecut!” Suara itu kembali mengulang seruannya, “Kamu pengecut!”
Si anak lalu bertanya kepada ayahnya, “Mengapa bisa begitu?” Ayahnya tersenyum dan berkata, “Coba perhatikan baik-baik, Nak!” Sesudah berkata begitu, si ayah berseru, “Saya kagum padamu!” Suara itu kembali terdengar, “Saya kagum padamu!” Si Ayah berseru sekali lagi, “Kamu hebat!” Suara itu kembali terdengar, “Kamu hebat!”
Ayahnya lalu menjelaskan, suara yang berulang itu disebut gema dan hidup juga seperti itu. Hidup memberikan kembali segala sesuatu yang kita katakan atau lakukan. Hidup kita adalah pantulan dari tindakan-tindakan kita. Jika kita ingin mendapatkan banyak kebaikan dan kasih sayang dalam hati kita, berbuatlah baik kepada sesama. Jika kita tekun meningkatkan kemampuan, kita akan menjadi orang yang tangguh. Hal ini berlaku dalam segala aspek.
Hidup memberikan kembali segala sesuatu yang kita berikan. Hidup bukan suatu kebetulan, tapi cerminan dari sikap dan perilaku kita.