Penulis
Intisari-Online.com – Ada seekor siput selalu terlihat gelisah dan sinis memandang katak sahabatnya. Karena tak tahan lagi menyaksikan sikap siput, akhirnya katak menanyakan apa yang membuat sahabatnya bersikap demikian. "Saya sedih dan cemburu melihat kamu memiliki empat kakimu, sehingga leluasa kemana saja tanpa beban. Sementara saya kemana-mana harus memikul beban sebab cangkang di tubuhku ini", jawab siput. Katak tercengang mendengarnya, tapi sebagai sahabat yang baik, ia menyemangati siput. Katak jelaskan bahwa semua punya beban tersendiri, yang hanya bisa dirasakan oleh masing-masing. Baru saja berkata demikian tiba-tiba muncullah seekor elang. Refleks siput segera berlindung di cangkangnya, sedangkan katak yang berusaha meloncat lari berhasil dimangsa oleh elang. Siput sadar dari kekeliruannya setelah peristiwa tragis yang menimpa katak dan dirinya kehilangan sahabat. Manusia cenderung melihat keadaan atau kelebihan orang lain kemudian membandingkan dengan dirinya. Sifat buruk akan semakin membuat kita tidak dapat melihat semua hal yang baik yang Tuhan beri. Tuhan tahu persis setiap detil hidup kita.
Seandainya pun Tuhan mengizinkan kita berada dalam satu situasi, yang mungkin jika dibandingkan dengan orang lain keadaan kita nampak tidak lebih baik, tetap saja Dia punya sesuatu yang istimewa untuk kita. Terkadang kita baru menyadari adanya hal-hal baik pada kita melalui terjadinya suatu peristiwa. Haruskah menunggu suatu peristiwa terjadi untuk menyadarkan kita akan sesuatu yang baik dari Tuhan? Bagaimanapun keadaan kita saat ini, Tuhan tetap baik dalam segala situasi. (*)