Jangan Terlalu Fokus pada Apa yang Kita Miliki dan Jalani

K. Tatik Wardayati

Penulis

Jangan Terlalu Fokus pada Apa yang Kita Miliki dan Jalani

Intisari-Online.com – Seorang eksekutif muda dan sukses sedang menyusuri jalanan di lingkungan tempat tinggalnya dengan mobil mewah barunya. Laju mobilnya begitu cepat saat itu.

Sambil melihat-lihat, takut tiba-tiba ada anak-anak keluar dari antara mobil yang diparkir, ia memperlambat laju mobilnya ketika ia pikir melihat sesuatu. Tiba-tiba saja ia merasa ada yang menabrak pintu mobil mewahnya, meski tidak ada anak-anak yang muncul.

Ia menginjak rem, dan melihat tempat di mana batu bata itu telah dilemparkan. Eksekutif muda itu marah kemudian melompat keluar dari mobil, menyambar seorang anak muda terdekat di situ dan mencengkeram bajunya. Ia berteriak keras, “Siapa kau? Apa yang telah kau lakukan? Itu mobil baru dan batu bata yang kau lemparkan membuatku harus mengeluarkan banyak uang memperbaikinya. Mengapa kau lakukan itu?”

Anak muda itu meminta maaf. “Tolong, Pak… tolong, saya minta maaf, tapi saya tidak tahu harus berbuat apa lagi.” Anak muda itu mengaku. “Aku melemparkan batu bata karena tidak ada orang lain yang berhenti.” Dengan air mata menetes di wajah dan dagunya, anak muda itu menunjuk sebuah titik di sekitar mobil yang diparkir.

“Itu saudara saya,” katanya. “Ia jatuh dari kursi rodanya dan ia berguling di tepi jalan, dan kini aku tidak bisa mengangkatnya.”

Sambil terisak, anak muda itu membuat sang eksekutif muda itu tertegun, “Tolong bantu saya membawanya kembali ke kursi roda. Ia terluka dan ia terlalu berat buat saya.”

Tanpa berkata apa-apa, eksekutif muda itu menelan ludahnya. Ia buru-buru mengangkat anak cacat itu ke kursi rodanya, lalu mengeluarkan saputangan dan membersihkan luka anak itu. Terlihat sekilas anak itu akan baik-baik saja.

“Terima kasih dan semoga Tuhan memberkati Anda,” kata anak muda itu bersyukur.

Tertegun oleh kata-kata anak muda itu, pria eksekutif muda itu hanya menyaksikan anak itu mendorong saudaranya yang duduk di kursi roda menuruni trotoar menuju rumah mereka. Eksekutif muda itu kembali masuk ke mobil mewahnya.Ternyata dia terlalu fokus pada mobilnya. Dia juga mengendarai mobilnya terlalu cepat hingga tidak dapat melihat saudara dari anak muda pelempar batu bata.

Kerusakan mobilnya sangat terlihat, tapi ia seakan tidak pernah peduli untuk memperbaiki penyok pintu samping mobil itu. Ia terus membiarkannya untuk mengingatkan pesan hidupnya.

Jangan terlampau fokus pada apa yang kita miliki atau Tuhan akan sering mengajak kita bicara dengan caraNya, termasuk dengan bataNya