Penulis
Intisari-Online.com – Seorang pemuda diberi tugas oleh Tuhan untuk membawa keong berjalan-jalan. Pemuda itu tentu saja tak dapat berjalan terlalu cepat, sebab keong itu jalannya lambat sekali. Keong itu sudah berusaha keras merangkak, namun tiap kali hanya beralih sedemikian sedikit. Pemuda itu akhirnya menghardik serta memarahi keong tersebut karena ketidaksabarannya.
Keong memandang pemuda itu dengan pandangan minta maaf, seolah-olah berkata, “Maaf, aku sudah berusaha dengan segenap tenaga.”
Sementara, pemuda itu hanya menggerutu sambil berkata, “Mengapa sih Tuhan memintaku mengajak seekor keong jalan-jalan. Ya Tuhan, mengapa? Langit sunyi senyap sekarang. Biar saja keong merangkak di depan, aku kesal di belakang.”
Tuhan tiba-tiba menjawab, “Pelankan langkah, tenangkan hatimu.”
Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata adalah sebuah taman bunga. Pemuda itu merasakan hembusan angin sepoi, ternyata angin malam demikian lembut. Eh, ada lagi…. Ia mendengar suara kicau burung, juga suara dengung cacing.Ia melihat langit penuh bintang gemerlapan.
“Mengapa dulu aku tak pernah merasakan semua ini?” tanya pemuda itu dalam hati.
Barulah pemuda itu teringat, mungkin ia telah salah menduga. Ternyata, Tuhan meminta keong menuntunnya jalan-jalan, sehingga ia dapat memahami dan merasakan keindahan taman yang tak pernah ia rasakan bila ia berjalan sendiri dengan cepatnya.
Kita mungkin akan jengkel, mungkin marah, tapi saat tenang, kita akan melihat kehendak Tuhan dengan lebih jelas lagi. Kita dapat merasakan belaian kasih-Nya. Ingat, Tuhan sangat mengasihi kita.