Penulis
Intisari-Online.com -Suatu malam saya kembali dari sebuah pusat perbelanjaan. Saat mendekati mobil di parkiran, saya melihat beberapa orang datang dan berdiri di samping saya. Ia salah satu dari tunawisma. Tak punya rumah dan pekerjaan. Aku berharap ia akan meminta uangku, tapi ia tidak melakukannya, ia hanya mengatakan, “Mobilmu sangat bagus.”
Hening sejenak. Saya menjawab, “Terima kasih,” kemudian suara batin saya mengatakan, “Tanyakan apakah ia membutuhkan bantuan.” Setelah ragu-ragu saya bertanya kepada tunawisma itu, "Apakah Anda membutuhkan Bantuan?" Responnya sungguh menakjubkan, saya tidak akan pernah melupakan kata sederhana yang saya dengar darinya, “Bukankah kita semua begitu?”
Ini benar-benar pertemuan yang baik buat saya. Saya memang butuh bantuan. Meskipun saya punya uang dan tempat untuk tidur, tapi saya akui bahwa saya pun membutuhkan bantuan. Lalu saya membuka dompet dan memberinya cukup uang untuk mendapatkan makanan dan tempat berteduh selama beberapa hari.
Tiba-tiba saya mengerti bahwa tidak peduli berapa banyak uang, prestasi, hal mewah yang kita miliki, kita semua membutuhkan bantuan. Dan di sisi lain, tidak peduli seberapa buruknya mereka, berapa banyak masalah materi yang mereka miliki, mereka masih mungkin menawarkan bantuan untuk orang lain yang masih mungkin diberikan. Meski hanya sebuah kata yang indah, mereka telah memberikan itu dan bisa sangat berharga untuk orang lain.
Mungkin orang itu hanya tunawisma asing, tetapi bagi saya ia lebih dari itu. Mungkin ia dikirim secara pribadi kepada saya. Untuk membuka mata saya, untuk menunjukkan bahwa ada satu hal, di antara semua nilai-nilai dan prestasi lainnya, yang sangat penting dan tak tergantikan untuk setiap orang. Sebenarnya, itulah hadiah yang benar, dan itulah yang disebut dengan Memberi.