Penulis
Intisari-Online.com – Di sebuah kuliah umum mahasiswa Universitas terkenal di AS, seorang wanita didaulat untuk memperkenalkan diri.
“Saya adalah seorang anak haram, ibuku bisu tuli dan sangat miskin. Suatu hari, ibu diperkosa hingga hamil. Saya lahir tanpa pernah kenal siapa ayah saya.”
Lanjutnya dengan mata berkaca-kaca, “Kami hidup sangat miskin, hingga dalam umur yang masih muda, saya terpaksa bekerja dengan ibu agar tetap hidup.”
Hadirin pun tampak terdiam.
“Saya bekerja sebagai buruh kasar di sebuah perkebunan kapas. Saya benci keadaan saat itu. Saya pernah kecewa pada Tuhan. Karena Dia tidak adil atas hidup saya. Di saat kebanyakan anak-anak menikmati hidup layak, saya harus bergumul dalam penderitaan. Sungguh, saya tidak paham kenapa dilahirkan dan tidak melihat kehidupan yang baik di masa depan.”
Suaranya terdengar makin bergetar.
“Suatu hari saya berbicara dengan hati nurani saya, ‘Azie, tahukah kamu, bahwa hidup ini adalah pilihan? Mau tetap seperti ini atau keluar dari ketidakbergunaan ini, pilihan itu ada di tanganmu. Perlu kamu tahu, rencana Tuhan atasmu bukan rencana kecelakaan, melainkan hari depan yang penuh harapan. Selama bisa memilih, pilihlah yang terbaik’.” Nadanya lirih penuh makna.
“Akhirnya saya pilih keluar dari rasa kecewa dan tak berguna ini.” Nadanya menggelegar memecah keheningan.
Singkat cerita, wanita itu mulai bekerja dengan giat untuk membiayai sekolah dan kehidupan ibunya. Ia bekerja keras dan ulet, hingga akhirnya meraih kesuksesan.
Siapakah wanita itu? Ia adalah Azie Taylor Morton, Menteri Keuangan AS. (SD)