Pikiran Tenang Ciptakan Damai

K. Tatik Wardayati

Penulis

Pikiran Tenang Ciptakan Damai

Intisari-Online.com – Seorang guru dan muridnya sedang berjalan dari satu desa ke desa lain, ketika tiba-tiba mereka mendengar suara bergemuruh di belakang mereka. Sambil berpaling mencari suara gemuruh itu, mereka melihat seekor harimau besar mengikuti mereka.

Yang pertama ingin dilakukan oleh murid itu adalah melarikan diri. Tetapi karena ia telah mempelajari dan mempraktekkan disiplin diri, ia mampu menghentikan dirinya sendiri, menunggu untuuk melihat apa yang akan dilakukan oleh gurunya.

“Apa yang harus kita lakukan Guru?” tanya sang murid.

Guru memandang muridnya dan menjawab dengan suara tenang, “Ada beberapa pilihan. Kita dapat mengisi pikiran kita dengan rasa takut yang melumpuhkan sehingga kita tidak bisa bergerak, dan membiarkan harimau berbuat yang menyenangkannya terhadap kita. Kita juga bisa pingsan. Kita bisa melarikan diri, tapi kemudian kita berjalan. Kita juga bisa melawannya, tetapi secara fisik harimau itu lebih kuat dari kita.”

“Kita bisa berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkan kita. Kita bisa memilih untuk mempengaruhi harimau dengan kekuatan pikiran kita, jika konsentrasi kita cukup kuat. Kita dapat mengirimkan cinta. Kita juga dapat berkonsentrasi dan mengumpulkan kekuatan batin kita, bersatu dengan seluruh alam semesta, termasuk harimau, dan dengan cara ini dapat mempengaruhi jiwanya.”

“Mana yang akan Kau pilih?”

“Engkau adalah Guruku. Tolong beritahukan kepadaku apa yang harus dilakukan. Kita tidak punya banyak waktu,” jawab murid itu.

Sang Guru memandang harimau tanpa rasa takut, mengosongkan pikirannya, dan memasuki keadaan meditasi yang mendalam. Dalam kesadarannya, ia memeluk segala sesuatu di alam semesta, termasuk harimau. Dalam keadaan ini kesadaran Guru menjadi satu dengan kesadaran harimau.

Dan terlihat sang murid mulai menggigil ketakutan, karena harimau itu sudah cukup dekat, siap untuk untuk membuat lompatan menghampiri mereka. Ia takjub melihat betapa gurunya bisa begitu tenang dalam menghadapi bahaya.

Sementara itu sang Guru terus bermeditasi tanpa rasa takut. Setelah beberapa saat, harimau itu secara bertahap menurunkan kepala, ekor, lantas pergi.

Murid itu bertanya kepada Gurunya, “Apa yang Engkau lakukan, Guru?”

“Tidak ada. Aku hanya membersihkan semua pikiran dari pikiranku dan bersatu dengan roh harimau. Kami bersatu dalam damai pada tingkat spiritual. Harimau merasakan ketenangan batin, kedamaian, dan kesatuan dan merasa tidak ada ancaman atau tidak perlu untuk mengekspresikan kekerasan, dan sebagainya, lalu berjalan pergi.”

“Ketika pikiran diam dan tenang, damai secara otomatis akan disalurkan ke segala sesuatu dan semua orang di sekitar, untuk mempengaruhi mereka,” demikian kesimpulan yang diberikan Sang Guru.