Belajar Surfing di Batu Karas, Pangandaran

Novani Nugrahani

Penulis

Belajar Surfing di Batu Karas, Pangandaran

Anda ingin belajar menunggangi papan selancar dan meliuk-liuk menari di atas ombak? Tak perlu jauh-jauh dan mahal pergi ke Bali. Kini belajar berselancar bisa dilakukan tak jauh dari ibukota Jakarta. Tepatnya di pantai Batu Karas, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pantai Batu Karas ini bertetangga dengan Pantai Pangandaran yang sudah lebih dahulu dikenal masyarakat luas.

Sore itu, saya dan beberapa kawan berjanji untuk bertemu di Terminal Kampung Rambutan. Tujuannya Batu Karas. Dari Terminal Kampungrambutan di Jakarta kami berlima naik bus ekeonomi ke Pangandaran. Perjalanan sekitar sembilan jam. Dari sini masih dilanjutkan menggunakan angkutan umum ke Cijulang, diteruskan naik ojek motor.

Meski belum seterkenal tetangga dekatnya, Pantai Pangandaran, Pantai Batu Karas saat ini sudah memiliki beberapa penginapan dengan fasilitas memadai. Dari hotel berbintang seperti Java Cove Hotel hingga penginapan model backpacker mudah ditemui di sepanjang jalur pantai. Terdapat pula beberapa warung makan serta toko cendera mata turut meramaikan kawasan pantai ini.

Pantai utama di kawasan Batu Karas ini bernama Pantai Legokpari yang terletak persis di depan Hotel Java Cove. Ketika siang itu kami berada di Pantai Legokpari, terlihat beberapa orang menyewakan papan selancar. Sementara itu seorang ibu menyewakan tikar untuk bersantai di atas pasir. Legokpari memiliki pasir yang landai dan ombak bergulung yang baru pecah di bibir pantai sehingga pantai ini memang cocok bagi peselancar pemula dan orang-orang yang hendak belajar berselancar.

Usai bersantai menikmati suasana pantai, kami mendaki bukit kecil yang berada di samping area perkemahan. Setelah berjalan selama kira-kira 20 menit, kami menuruni bukit dan sampai di sebuah pantai yang bersih dan lengang. Penduduk setempat menamai pantai tersebut Watu Nunggul karena terdapat sebuah batu karang berukuran sedang tak jauh dari bibir pantai. Selepas senja, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat dan menikmati santapan berupa ikan laut bakar dengan bumbu kecap.

Keesokan harinya, seusai sarapan pagi seorang warga setempat pemilik warnet di tempat kami menginap menawarkan diri untuk mengajari kami berselancar jika kami berminat. Saya dan dua orang kawan menerima tawaran menarik itu. Menjelang siang kami pun kembali ke Pantai Legokpari untuk mencoba belajar berselancar.

Ternyata, belajar berselancar tak semudah yang terlihat. Untuk bisa berdiri di atas papan saja sulit, apalagi sampai bisa menari-nari mengikuti gerakan ombak. Maka, praktis saya menghabiskan seluruh siang itu susah payah mencoba berdiri di atas papan selancar. Tampaknya usaha saya untuk bisa berdiri di atas papan selancar siang itu masih sia-sia dan hanya berbuah hasil nyeri pada otot kaki dan kulit yang menghitam.

Sore harinya, kami kembali ke penginapan untuk mandi dan beristirahat sebentar sebelum diantar dengan mobil sewaan menuju terminal bus Pangandaran untuk kembali ke ibukota tercinta Jakarta.