Find Us On Social Media :

Sawarna, Keindahan Yang Tersembunyi

By Agus Surono, Jumat, 22 Juni 2012 | 17:00 WIB

Sawarna, Keindahan Yang Tersembunyi

Intisari-Online.com - Sawarna sering disebut sebagai surga yang tersembunyi. Beberapa tahun silam mungkin julukan itu benar adanya. Namun, jika dikaitkan dengan akses transportasi, Sawarna memang masih surga tersembunyi. Tak ada angkutan yang menjangkau ke sana. Jadi, untuk ke sana harus menggunakan kendaraan pribadi atau carteran.Ada sisi plus minusnya tempat wisata yang sulit dijangkau. Lokasi jadi agak terlindungi dan terjaga keasliannya menjadi sisi positif dari sulitnya transportasi itu. Untuk menuju ke Sawarna sendiri harus menembus hutan lindung di bukit pinggir pantai. Jalanan yang tak mulus membuat kita serasa menembus "surga yang hilang".Begitu memasuki desa yang masuk ke Kabupaten Lebak ini, suasana damai dan tenang pun langsung menyergap perasaan kita. Sekarang sudah banyak penginapan yang ditata modern. Namun masih banyak homestay yang benar-benar memanfaatkan rumah penduduk untuk penginapan. Saat musim liburan seperti akhir pekan dan liburan panjang, kamar-kamar penduduk itu beralih fungsi. Penghuninya rela berimpitan tidur di tempat lain.Penginapan terbagi di dua wilayah yang dipisahkan sebuah sungai. Sebagian besar penginapan ada di seberang sungai, sehingga kita harus memarkir kendaraan di tempat yang telah ditentukan. Dari tempat parkir itu kita berjalan kaki melintasi sungai melalui jembatan gantung yang hanya leluasa untuk satu orang atau kendaraan roda dua. Lebar sungai lumayan panjang, sekitar 30 m.Dari jembatan ini kita masih harus jalan kaki untuk sampai ke beberapa penginapan atau home stay. Tak jauh dari penginapan kita bisa melihat sawah atau kebun penduduk. Beberapa penginapan bahkan bersebelahan dengan sawah. Saat padi menguning tentu akan memunculkan keindahan dan kedamaian yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.Ikon pariwisata Sawarna adalah Pantai Ciantir dan Batu Layar. Letaknya berdekatan. Pantai Ciantir menawarkan ombak yang sambung menyambung dengan tinggi di atas semeter sehingga cocok untuk bermain papan selancar. Beberapa wisatawan asing tampak menikmati gulungan ombak Pantai Ciantir. Bagi yang tak bisa bermain papan selancar bisa main di pasir putihnya yang terhampar luas. Boleh juga main air dengan berenang. Hanya hati-hati sebab deretan karang bisa membuat Anda celaka.Batu Layar menjadi lokasi pemotretan yang sering didatangi wisatawan. Dua buah batu menjulang seperti layar menjadi latar belakang. Jika pantai sedang surut kita bisa mendekati batu ini sambil melihat hasil kerja ombak yang menggerus karang di seputar Batu Layar. Benteng karang di belakang Batu Layar menjadi tontonan menarik kala ombak menerjangnya. Cipratan dan lelehan air laut menjadi buruan para fotografer.Satu lagi yang sering didatangi wisatawan adalah Gua Lalay. Lalay yang berarti kelelawar memang menjadi penghuni gua yang dasarnya berair ini. Jadi, bau menyengat kotoran kelelawar menjadi hal yang biasa. Namun hal itu tak menghalangi pengunjung untuk mengagumi stalaktit dan stalakmit yang terbentuk akibat tetesan-tetesann air menerobos batu kapur.Perjalanan ke Sawarna memang bagi banyak orang membosankan. Jalan yang sebagian rusak menjadi penyebabnya. Padahal, selepas tol Jakarta - Merak kita disuguhi pemandangan yang bervariasi. Dari pinggiran sungai berkelak-kelok sampai perkebunan sawit dan karet. Belum lagi ketika sudah sampai di Bayah, menyusuri pantai selatan yang penuh karang.Apakah karena perjalanan itu membuat Sawarna seperti "surga" yang tersembunyi? 

 Batu Layar saat air surut. (Yds)