Lumba-lumba Kiluan, Setia Menanti

Agus Surono

Penulis

Lumba-lumba Kiluan, Setia Menanti

Intisari-Online.com - Kiluan yang terletak di Kabupaten Tanggamus, Lampung, identik dengan lumba-lumba. Belum ke Kiluan kalau belum lihat lumba-lumba berenang dan berlompatan dalam formasi berjajar. Bahkan kalau laut tenang bisa bercengkerama dengan mereka.

Waktu ke Kiluan saya sempat berpikir untuk kembali lagi suatu saat. Ya, saat “berburu” lumba-lumba itu ombak begitu tinggi. Dari empat titik yang diyakini sebagai tempat bermunculannya lumba-lumba semuanya nihil. Tak seekor lumba-lumba terlihat. Belum lagi aku nyaris mabuk terombang-ambing oleh ombak setinggi sekitar 1 m di dalam perahu cadik mungil. Hanya selebar badan lebih sedikit.

Pagi itu aku memang belum sarapan. Hanya kopi dan dua potong pisang goreng yang masuk ke perut.

“Kalau ombak tinggi begini lumba-lumba susah terlihatnya,” kata Solihin, pemandu sekaligus pemilik homestay yang aku tinggali.

Benar saja, sudah jauh melewati garis pantai belum seekor lumba-lumpa pun tersua. Waktu itu ada tiga perahu yang berburu. Jika satu perahu melihat lumba-lumba, "sopir" perahu akan memberi tanda ke yang lain.

Hampir sejam berkeliling tanda-tanda itu tak terlihat. Sekali terlihat lumba-lumba sudah pergi. Saya berkali-kali berdoa dalam hati semoga kesempatan melihat lumba-lumba tak terlepas begitu saja.

Namun sepertinya aku harus berucap belum ke Kiluan. Beruntung ada dua ikan pari mengambang melintas dekat perahu. Juga ikan besar yang entah namanya aku tak tahu. Hanya bayangan dalam air yang terlihat.

Ketika perahu sudah mengarah ke pintu gerbang Teluk Kiluan untuk kembali, ada lambaian informasi bahwa ada gerombolan lumba-lumba melintas. Segera Pak Solihin memutar perahunya dan tancap gas. Guncangan perahu saat menabrak gelombang begitu terasa. Aku mulai mual. Rasanya mau muntah.

Hanya karena minat dan keinginan untuk melihat lumba-lumba maka perasaan itu aku tahan. Benar saja, begitu sampai di lokasi lumba-lumba terlihat berenang ke arah laut lepas.

Sayang, ombak yang besar menyulitkan aku untuk memotret. Alhasil langsung aku ganti mode movie dan mengarahkan kamera ke arah kawanan lumba-lumba. Sesekali memotret dengan prinsip untung-untungan. Perahu yang sempit membuat gerakan memotret terbatas.

Cukup lama saya melihat kawanan lumba-lumba berarak ke arah laut lepas. Sesekali mereka melompat. Ada sekitar 20 ekor lumba-lumba saya perkirakan.

Ketika agak lama menunggu tak lagi terlihat lumba-lumba, kami pun kembali. Hari sudah beranjak siang, perut mulai merintih untuk diisi.

Dalam perjalanan kembali pulang, kami berhenti di Pulau Kiluan yang menyediakan penginapan dan juga tenda untuk berkemah. Juga untuk melakukan snorkling di lepas pantai pulau. Cukup menarik melihat terumbu karang dan ikan-ikan warna-warni.

Dalam perjalanan kembali saya sempat melontarkan rasa waswas ke Pak Solihin soal tak bisa melihat lumba-lumba. “Kemungkinan besar pasti bersua dengan lumba-lumba. Ini habiitat mereka kok.”

Menyitir kata-kata seorang teman, lumba2 seperti merpati kok. Tak pernah ingkar janji untuk menyapa.

Berikut hasil rekaman video lumba-lumba Kiluan.