Find Us On Social Media :

Wisatawan Indonesia di Mata ‘Tour Leader’ (01)

By Ade Sulaeman, Jumat, 1 Februari 2013 | 10:34 WIB

Wisatawan Indonesia di Mata ?Tour Leader? (01)

Intisari-Online.com - Perjalanan ke luar negeri kerap memberikan cerita yang tidak ada habisnya untuk dibagikan, terutama bagi yang mengalaminya. Bagaimana bila kisah-kisah tersebut dirangkum oleh oleh para tour leader?

"Beragamlah ceritanya, rada susah kalau mau diceritain satu per satu.” Begitulah Meity Monica Lukito berujar saat pertama kali ditanya mengenai pengalamannya mendampingi para pelancong asal Indonesia di berbagai negara. Maklum, perempuan yang biasa disapa Meity ini memang sudah sering mengantar “tamu” (panggilannya untuk pelanggan) yang menggunakan jasa kantornya, Panorama Tours Indonesia.

Meski merasa cerita perjalanan yang dimilikinya sangat banyak, saat ditanya tentang pengalaman yang paling berkesan baginya, Meity langsung bercerita. “Yang paling lucu itu paspor ketinggalan di dalam toilet hotel dan baru ketahuan ketika dia akan lapor masuk (check in) di bandara.” Untung saja paspor tersebut dapat ditemukan di tempat terakhirnya.

Sebelumnya Meity tidak habis pikir bagaimana paspor bisa ada di toilet. Setelah ditelusuri, ternyata tamunya tersebut tidak terbiasa untuk buang air besar tanpa membaca sesuatu. Nah, berhubung hotel-hotel di Eropa biasanya tidak menyediakan bacaan karena memang ruangan yang sempit, “Terpaksa dia ambil paspor. Sampai dia baca semuanya,” kisah Meity.

Ada juga kisah lucu saat perempuan yang menjabat sebagai Managing Director Leisure Travel Management tersebut mengantar rombongan tur ke Cina. Di antara rombongan, turut serta dua pasang suami-istri yang sudah berusia lebih dari 70 tahun. Mereka bertanya pada Meity. “Ini kita dimana? Kita dibuang, ya, sama anak-anak kita? Cina 'kan jauh dari Indonesia.” Meity pun terpaksa harus pelan-pelan menjelaskan bahwa keberadaan mereka di Cina hanya untuk jalan-jalan.

Lain lagi cerita Sasha, tour leader lainnya dari Panorama. Rombongan tur insentif (perjalanan yang dibiayai oleh perusahaan) yang diantarnya harus terkena hujan deras saat menjalani city tour. Beberapa rombongan tamu pun langsung merasa tidak enak badan. Nah, salah satu di antara rombongan tersebut bahkan muntah saat masih berada dalam bus.

Ternyata cerita tidak selesai begitu saja. Sesampainya di hotel, saat Sasha masih sibuk mengurusi harus lapor masuk di hotel, tetiba saja tamu yang muntah saat di bus tersebut berteriak histeris, “Sasha, tolong kamu telepon supir busnya sekarang juga. Gigi palsu saya ada di kantung plastik yang menampung muntahan saya tadi,” Sasha meniru ucapan tamunya tersebut.

Dengan susah payah, Sasha harus menghubungi operator bus yang sudah tidak mungkin kembali lagi ke hotel pada hari itu. Dia pun hanya berusaha menjamin agar kantung plastik tadi tidak dibuang untuk keesokan harinya dapat diambil kembali. Sasha harus berusaha keras, maklum, tamunya tadi sampai berkata, “Tidak apa-apa berapa pun harganya (agar gigi palsunya kembali), itu harga diri saya.”

Untung keesokan harinya bus tersebut kembali, tentunya bersama gigi palsu yang sempat terlepas. Belajar dari pengalaman tersebut, kini Sasha memiliki tambahan peringatan saat tamunya akan turun dari bus “Bapak, Ibu, sebelum meninggalkan bus tolong perhatikan barang bawaan termasuk gigi palsu Anda.”

Ah, ada-ada saja ceritanya!