Penulis
Intisari-Online.com - Raja Ampat selama ini telah dijuluki sebagai Amazon-nya lautan. Apakah sebutan itu terlalu dilebih-lebihkan? Rasanya tidak juga.
Di sana terdapat terumbu karang tunggal yang mengandung lebih banyak spesies dibandingkan dengan yang ada di seluruh Kepulauan Karibia. Sebuah miniatur kepulauan hutan hujan tropis dengan sederet pulau-pulau, pulau karang, hutan bakau, dan pantai berkilau mutiara di lepas pantai Papua Barat, Indonesia.
Di Raja Ampat kita bisa menemukan momen langka. Salah satunya, pertemuan yang intim dengan berbagai penemuan baru seperti hiu berjalan Raja Ampat dan kuda laut Pygmy. Ada juga dengan makhluk-makhluk lalut yang lebih dikenal seperti ikan pari Manta, penyu belimbing, dan ikan kakatua besar. Belum lagi tiga-perempat dari semua spesies karang yang lebih dulu dikenal.
Pemandangan di Raja Empat membuktikan keindahan di atas permukaan juga tak kalah spektakuler. Di Wayag, terdapat karst batu kapur curam bersiramkan sebuah laguna kobalt yang membelah hutan. Pohon kanopi dipenuhi dengan burung-burung langka yang menawarkan pertunjukan megah. Kita juga bisa menyaksikan kisah asmara melalui tarian flamengo, burung endemik merah khas Raja Ampat. Asalkan, kita bangun pada pukul 03.00.
Menyelam menjadi salah satu aktivitas menarik, tapi mendayung kayak dan trekking juga menjadi pilihan yang harus dicoba. Raja Ampat adalah alam yang paling hidup, di atas dan di bawah airnya. Raja Ampat tak ubahnya surga bumi pertiwi.
Raja Ampat memang cukup terpencil, tetapi tidak berarti sukar untuk sampai ke tempat ini. Pelayaran ke tempat ini bisa menggunakan kapal pesiar pengganti kapal pinisi tradisional. Akses lainnya bisa ditempuh dengan naik perahu dariSorong, Papua Barat, menuju Wasai, Raja Ampat. Beberapa moda transportasi seperti perahu panjang, speedboat, perahu motor, dan perahu selam, menghubungkan Wasai dengan pulau lainnya. Di luar resort, di pulau, transportasi utamanya dengan berjalan kaki atau dengan ojek.