Find Us On Social Media :

Wisata Kya-kya Surabaya

By Rusman Nurjaman, Rabu, 8 Mei 2013 | 09:00 WIB

Wisata Kya-kya Surabaya

Intisari-Online.com - Menikmati aneka jajanan khas Cina serta berjalan-jalan di sekitar kawasan Kembang Jepun merupakan kegiatan yang dapat Anda lakukan saat bertandang ke Surabaya.

Gerbang berhiaskan dua liong atau naga pada bagian atap serta sepasang singa yang mengapit bagian kiri dan kanan menunjukkan kita telah sampai di Jalan Kembang Jepun serta pusat jajan malam hari Kya-kya. Pagi dan siang hari, dua toko bakpia kenamaan, Kemenangan dan Sari Murni siap menyajikan kue berisi pasang tumbuk.

Area ini dahulu dikenal sebagai Chineesche Kamp, sentralisasi warga Tionghoa yang dibuat Belanda. Berseberangan dengan lokasi ini adalah Kampung Arab. Semasa Daendels berkuasa pada 1811, warga Tionghoa dilarang bepergian keluar pemukiman bila tidak dilengkapi surat jalan. Hal ini membuat mereka berinisiatif membangun fasilitas komunal, seperti tempat peribadatan, sentra perdagangan, sampai rumah abu.

Di Jalan Karet No. 72, terdapat rumah abu keluarga Tjoa (1792), The (1883), dan Han yang dalam buku Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa karya Ong Hok Ham disebut sebagai generasi pendahulu para opsir Cina di Jawa timur.

Kita juga dapat bertamu ke kelenteng Hok An Kiong di persimpangan Jalan Cokelat dan Slompretan. Dua tempat ini merupakan bekas lokasi pemukiman Tionghoa pada 1800-an dan dikenal sebagai Jalan Cina Lebar.

Lantas Hotel Ganefo di Jalan Kapasan 169-171. Sebelum dijadikan penginapan, awalnya kediaman Mayor Ing Oey Bian. Dibeli Tan Sion Tjiu dan dijadikan hotel. Suasana klasik terus diperhatikan, seperti ruang tengah yang lapang dan perabotan masa lampau, termasuk cermin besar. (NGTraveler)

Hotel Ganefo, yang dulunya kediaman Mayor Ing Oey Bian