Penulis
Intisari-Online.com - Pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang memulai babak baru. Seperti diberitakan sebelumnya bahwa MH370 dengan sengaja telah dibelokkan oleh seseorang atau lebih yang memiliki kecakapan.
Posisi terakhir MH370 yang berhasil dilacak oleh radar militer Malaysia di waypoint IGREX di Laut Andaman. Saat itu Boeing 777-200ER tersebut diperkirakan masih memiliki bahan bakar yang cukup untuk terbang selama lima jam, atau bisa menempuh jarak sekitar 2.200 mil laut (sekitar 4.000 km).javascript:mctmp(0);(Baca juga: Di Dunia Maya, Pencarian Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Libatkan Dua Juta Orang)
Dan, jika ingin mendarat secara aman, sebuah pesawat B777-200ER yang tergolong dalam kelas widebody (berbadan lebar) tersebut membutuhkan landasan dengan panjang minimal 5.000 feet (atau sekitar 1,5 km).
Dengan berbekal pada informasi posisi terakhir dan dua informasi di atas, Data News milik stasiun radio WNYC pada Jumat (14/3/2014) mencoba membuat daftar bandara mana saja yang bisa dijangkau oleh pesawat Malaysia Airlines yang hilang tersebut.
Dari riset tersebut, Data News mengungkap bahwa setidaknya ada 634 landasan di 26 negara berbeda yang bisa dituju oleh MH370.(Baca juga:NASA Turun Tangan Bantu Pencarian Malaysia Airlines)
Data spesifikasi bandara yang bisa didarati B777-200ER tersebut didapat Data News dari situs X-Plane, game simulator pesawat yang memiliki basis bandara di dunia dengan koordinat yang cukup akurat.
Peta tersebut bisa dilihat melalui tautan berikut ini, bandara-bandara yang termasuk dalam daftar ditandai dengan titik merah. Peta dapat diperbesar (zoom in) untuk melihat nama bandara dan lokasinya.
Bandara-bandara terjauh yang bisa dicapai MH370, menurut WNYC, antara lain Gan Airport, Maladewa, di sisi barat; Dalanzadgad Airport, Mongolia, di sisi utara; Kalbari Airport, Australia, di sisi selatan; serta Miyazaki Airport di Jepang, atau Yap Airport, Mikronesia, di sisi timur.
Walau demikian, masih ada pula landasan di bandara-bandara yang tidak tercantum dalam basis data tersebut, seperti bandara di lokasi terpencil atau bandara-bandara yang telah ditinggalkan dan tidak beroperasi lagi.
Bandara yang terletak di Pulau Diego Garcia pun masuk dalam daftar tersebut. Dalam peta di atas, pulau tersebut tercatat dengan nama British Indian Ocean Territory.
(Baca juga:10 Fakta ‘Unik’ di Balik Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines (1)dan10 Fakta ‘Unik’ di Balik Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines (2))
Seperti diberitakan sebelumnya, Pulau Diego Garcia diduga menjadi tempat pendaratan pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3/2014) itu. Dugaan ini muncul mengacu dari pernyataan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang menyebut ada dua koridor yang mungkin menjadi lokasi pendaratan pesawat Malaysia Airlines yang hilang.
Dua koridor tersebut adalah koridor utara antara Turkmenistan dan Kazakhstan, dan koridor selatan di Samudra Hindia yang berbatasan dengan Indonesia.
Dari diskusi di dunia maya, pesawat tersebut diyakini terbang ke koridor selatan, yaitu ke Pulau Diego Garcia. Pulau ini berada di tengah Samudra Hindia, sebelah barat Indonesia dan selatan India.
Yang menarik, dari berbagai literatur menyebutkan, Diego Garcia adalah salah satu lokasi kegiatan intelijen AS, yaitu CIA. Sebagai daerah militer, Pulau Diego Garcia tentu memiliki landasan pacu. Namun, landasan pacu di pulau ini ditujukan untuk pendaratan darurat pesawat jenis ETOPS (Extended Range Twin Engine Operations).
Jenis pesawat berbadan lebar yang bisa mendarat di Pulau Diego Garcia adalah Airbus A330, Boeing 767, ataupun Boeing 777. Jadi, MH370 yang berjenis Boeing 777-200ER bisa mendarat di pulau tersebut.
Jika memang benar bahwa MH370 dibajak dan dibawa mendarat di Pulau Diego Garcia atau salah satu bandara dari daftar di atas, yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara MH370 menghindari pantauan radar juga masih menjadi misteri. (Reska K. Nistanto/kompas.com)