Find Us On Social Media :

Mengapa Kita Berciuman?

By Ade Sulaeman, Rabu, 19 Juni 2013 | 10:00 WIB

Mengapa Kita Berciuman?

Intisari-Online.com - Baik pasangan suami-istri atau kekasih pasti pernah berciuman. Namun, tahukah alasan mereka atau kita melakukannya? Tentu saja jawaban sederhananya adalah karena ciuman terasa baik. Namun ada beberapa orang yang merasa penjelasan tersebut tidaklah cukup. Mereka yang secara formal belajar anatomi dan evolusi sejarah ciuman ini menyebut diri mereka sebagai philemantologist.

Suatu pertanyaan besar apakah ciuman dipelajari atau hanya insting semata. Beberapa ahli menyatakan bahwa ciuman merupakan perilaku yang dipelajari, berasal dari kehidupan nenek moyang awal kita.

Saat itu, ibu mengunyah makanan dan setelah halus memberikannya kepada anaknya yang masih ompong langsung dari mulutnya. Bahkan setelah bayi mereka memiliki gigi, ibu akan tetap menekankan bibir mereka ke pipi bayinya agar sang bayi merasa nyaman.

Dukungan lain dari gagasan bahwa ciuman dipelajari adalah fakta bahwa tidak seluruh manusia berciuman. Menurut temuan para antropolog, beberapa suku di seluruh dunia tidak melakukannya. Sementara 90 persen manusia benar-benar berciuman, 10 persen lagi tidak melakukannya.

Pakar lainnya percaya bahwa berciuman memang perilaku naluriah. Perilaku beberapa binatang yang juga melakukan ciuman dapat menjadi buktinya. Meski sebagian besar binatang menggosokkan hidungnya satu sama lain sebagai tanda kasing sayang, yang lainnya saling beciuman, layaknya manusia, seperti yang dilakukan oleh bonobo, sejenis simpanse.

Saat ini, teori ciuamn yang diterima lebih luas adalah bahwa manusia melakukannya karena ini membantu mereka mengendus kualitas pasangannya. Ketika wajah kita berdekatan, hormon feromon “berbicara” (menukar informasi biologis mengenai apakah keduanya akan memiliki keturunan yang kuat atau tidak).

Namun, tetap saja, kebanyakan orang sudah terpuaskan dengan penjelasan bahwa berciuman dilakukan karena itu memang terasa enak. Bibir dan lidah dikemas dengan ujung saraf yang membantu mengintensifkan semua sensasi memusingkan dari jatuh cinta saat kita menekan mulut kita ke orang lain. (LiveScience)