Find Us On Social Media :

Nyamuk dan Mitos Pisang

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 11 Juli 2013 | 15:00 WIB

Nyamuk dan Mitos Pisang

Intisari-Online.com - Sebuah pertanyaan klasik kerap muncul, kenapa nyamuk suka menghisap darah manusia

Pada dasarnya, nyamuk menggunakan bau untuk menemukan pasangan, makanan, dan serta sari makanan yang terdapat dalam darah. Dalam diri manusia ada molekul-molekul tertentu yang bisa menarik perhatian nyamuk. Molekul ini melesat ke udara dan akhirnya terikat di antena reseptor yang ada di kepala nyamuk. Melalui sistem kimia yang canggih, nyamuk itu akhirnya mengetahui keberadaan manusia, walau itu berada di tempat yang gelap.

Contoh molekul-molekul tersebut meliputi karbon dioksida (CO2) yang bisa menarik nyamuk dari jarak 35 meter, atau asam laktat yang keluar berbarengan dengan keringat, bisa juga bau-bauan lain yang dihasilkan oleh bakteri yang menempel pada kulit.

Oleh karena, pelbagai macam upaya dilakukan oleh manusia untuk untuk terhindar dari hisapan nyamuk. Selain dari sistem antibodi yang bekerja otomatis, cara-cara manual juga ditempuh. Bisa cara alami, bisa juga menggunakan obat khusus pengusir nyamuk. Tak hanya itu, muncul juga mitos-mitos yang berkaitan dengan nyamuk.

Pisang adalah satu buah yang dipercaya mempunyai keterikatan yang kuat dengan nyamuk. Seorang ahli bilang, pisang cukup efektif mengusir nyamuk. Berapa yang lain bilang, bukan, mengonsumsi pisang justru akan mendatangkan nyamuk.

Banyak yang mengatakan bahwa kandungan vitamin B12 pada pisang akan menarik perhatian nyamuk. Nyatanya tidak. Hasil penelitian dari American Mosquito Control Association mengatakan vitamin B12 tidak memiliki dampak sedikit pun terhadap gigitan nyamuk. Pernyataan itu juga diamini oleh Cameron Webb dari Klinik Patologi dan Penelitian Medis Westmead Hospital Institute. “Ia juga tak berperan banyak untuk mengusir nyamuk,” kata Webb.

Upaya dukungan memang pernah diuarkan tim peneliti dari University of California dalam jurnal Nature yang terbit pada 2009. Nyamuk memiliki reseptor yang sangat mirip dengan lalat drosophilia. Dari penelitian yang ditemukan sebelumnya, lalat tersebut mempunyai kecenderungan untuk menghindari zat kimia yang terkandung dalam pisang, yaitu 3-oktanol. Kemungkinan besar, zat itu juga bisa mengusir nyamuk, tapi dalam kadar yang tidak besar.

Itu artinya, pisang ternyata tidak memiliki kaitan yang cukup kuat terhadap upaya mengusir atau mengundang nyamuk untuk hinggap, kecuali jika terdapat zat-zat kimia yang terkadang terkandung dalam pisang. (Berbagai sumber)