Find Us On Social Media :

Pasifik Timur, Asal Krisis Iklim Global

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 30 Agustus 2013 | 08:00 WIB

Pasifik Timur, Asal Krisis Iklim Global

Intisari-Online.com - Satu demi satu akar permasalahan pemanasan global terurai. Sekelompok peneliti menemukan musabab baru dari isu ini, bahwa pemanasan global yang tengah mencuat akhir-akhir ini disebabkan oleh pendinginan yang terjadi di Perairan Pasifik bagian timur. 

Secara spesifik, temuan ini melihat perubahan suhu rata-rata yang terjadi akhir-akhir ini karena efek dari sistem sirkulasi suhu pasifik yang kerap disebut dengan Pasific Decadal Oscillation. Meskipun ini sifatnya alami, tapi gerakan itu mempunyai dampak besar terhadap perubahan iklim perairan lainnya.

Dan Barrie, manager National Oceans and Atmospheric Administration (NOAA), membuat sebuah ilustrasi tentang pergerakan ini. Menurutnya, gerakan yang ada Pasifik ini telah memandu perilaku sistem laut, serta mempengaruhi terhadap pemanasan global yang ada di wilayah-wilayah baru.

Mekanismenya seperti ini. Saat musim dingin datang, gerakan suhu yang ada di Pasifik akan berfungsi sebagai penekan suhu rendah yang ada di bumi bagian utara, tapi perannya mengecil ketika musim panas datang. Di sisi lain, efek rumah kaca yang tidak terbendung terus memberi paparan terhadap bumi bagian utara yang bersuhu rendah. Akibatnya, es kutub secara periodik terus mencair.

“Saat musim panas datang, suhu katulistiwa tidak terlalu berpengaruh terhadap kutub. Pada fase ini, seharusnya perairan-perairan yang ada di utara akan kembali membeku. Namun, itu tidak berlaku karena paparan efek rumah kaca yang tak terbendung,” ungkap Shang-Ping Xie, profesor Ilmu Lingkungan dari Scripps.

Untuk mensiasati kemungkian terburuk, sekelompok peniliti berencana melakukan penelitian lebih lanjut. “Sukur-sukur, dengan penelitian lebih lanjut, dapat ditemukan solusi jitu untuk menghambat—atau bahkan menghentikan—pemanasan global ke depannya,” ujar Dr Alex Sen Gupta, dari Pusat Penelitian Perubahan Iklim University of New South Wales. (The Guardian)