Find Us On Social Media :

Aturan Lalu Lintas Dilanggar, Dihukum Kursus Mengemudi

By K. Tatik Wardayati, Senin, 16 September 2013 | 05:02 WIB

Aturan Lalu Lintas Dilanggar, Dihukum Kursus Mengemudi

Intisari-Online.com – Di Kalifornia, AS, para pengemudi mengikuti kursus tidak hanya untuk belajar mengemudi, tapi juga untuk memenuhi hukuman akibat melanggar aturan lalu lintas. Setiap pelanggaran pasti dicatat polisi dan baru bisa dihapus bila mereka mengikuti program rehabilitasi yang diselenggarakan oleh berbagai kursus mengemudi. Otomatis peminat kursus mengemudi membludak dan kursus mengemudi menjadi bisnis besar.

Kendati sistem perizinan dan pendidikan diatur oleh negara bagian, tetapi bentuk penyajian kursus diserahkan pada masing-masing sekolah. Yang penting dasar-dasar keselamatan dan sopan-santun mengemudi tercakup di dalam kursus. Persaingan bisnis tak terhindarkan, yang memaksa setiap penyelenggara harus inovatif.

Misalnya saja, “Ini bukan sekadar pertunjukan sulap selama delapan jam,” papar Steve Brown pemilik jaringan Magic & Comedi pengelola kursus di L.A. dan San Diego. “Kami harus selalu siap dengan trik-trik khusus, terutama yang langsung berhubungan dengan keselamatan berlalu lintas,” ujar Brown. Sekolah ini juga menyajikan pelajaran dengan meniru permainan di sebuah layar monitor.

Secara teori, pengemudi yang melanggar baru bisa datang lagi setelah 18 bulan karena baru dalam jangka waktu itulah catatan pelanggarannya terhapus. Tapi pada kenyataannya, di kursus-kursus tertentu ada peserta yang datang lebih sering. Itu berarti, catatan yang lama belum terhapus, pelanggaran baru sudah tercatat lagi. Malah ada yang ketangkap basah ngebut lagi, saat pulang dari kursus!

Salah satu kursus memberikan tip agar jangan mengendarai mobil merah karena pengendara mobil warna merah yang ngebut paling sering tertangkap. Sebaiknya, naik mobil warna putih atau hitam saja. Tak dijelaskan apakah pilihan kedua warna ini disertai dasar ilmiah.

Pengawasan pada pengelolaan kursus dipegang oleh DMV (Department of Motor Vehicles). Ada yang mengiklankan sekolah mengemudi tanpa busana. Kendati cuma akal-akalan, banyak yang percaya dan berminat. Bagaimana kalau benar-benar ada? (TST – Intisari)