Find Us On Social Media :

Jakarta Turun 18 Cm Per Tahun

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 25 September 2013 | 12:15 WIB

Jakarta Turun 18 Cm Per Tahun

Intisari-Online.com - Jakarta harus segera berbenah. Marco Kusumawijaya, ahli tata kota dari Rujak Institute, menegaskan jika tidak segera ada penanganan, bisa-bisa Jakarta tak akan pernah pulih dari banjir. Salah satu perhatian Marco adalah semakin menurunnya permukaan tanah Jakarta dari tahun ke tahun. 

“Setiap tahunnya, permukaan tanah di Jakarta itu turun sekitar 0 sampai 18 centimeter. Imbasnya, jika diperhatikan secara garis lurus, permukaan Jakarta saat berada di 1,5 meter di bawah permukaan laut,” seloroh Marco.

Salah satu penyebab terus menurunnya permukaan tanah Jakarta adalah pemakaian air tanah secara terus-menerus. Sejatinya permasalahan ini sudah bisa ditangani dengan baik oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sejak jauh-jauh hari. Caranya dengan menyediakan persediaan air bersih yang benar-benar layak pakai.

Saat kebutuhan itu tidak terpenuhi, orang-orang akhirnya berpaling ke penggunaan air tanah yang diperoleh dengan cara mengebor. Selain lebih jernih, air tanah juga lebih bersih.

“Saat ini memang tidak ada yang mudah. Semua elemen harus bekerja, termasuk PDAM juga harus menyediakan kebutuhan air bersih dengan skala yang besar. Itu bisa memanfaatkan sumber air di atas (Puncak). Waduk-waduk kecil dibangun sebagai penampung, lalu dialirkan ke rumah-rumah penduduk,” kata Marco, “Itu kalau mau bareng-bareng menyelamatkan Jakarta,” tambah pria lulusan Universitas Katolik Parahyangan ini.

Selain tanah yang terus menurun, sebenarnya Jakarta juga dihadapkan dengan permasalahan air permukaan yang sulit dikendalikan. Air permukaan merupakan sisa air hujan yang gagal diserap oleh tanah.

Jika mengacu pada teori yang disampaikan oleh Marco, sejatinya penyebab terbesar Banjir yang ada di Jakarta adalah air permukaan yang tak diperhatikan padahal ia terus bertambah tiap waktu. Menurut Marco, akan percuma jika hanya mengandalkan suluran air (baik itu alami atau buatan) lama atau membuat yang baru sementara tidak diperhatikan bagaimana cara menanggulagi air permukaan yang tidak terserap.