Penulis
Intisari-Online.com -Pesisir Cina dalam dua minggu terakhir ini tengah dilanda sial. Dua topan ganas, Fitow dan Usagi, secara hampir bersamaan, membuat panik ribuan masyarakat Cina yang berada di tepi laut.Topan Usagi yang datang di akhir September kemarin menewaskan setidaknya 25 orang di sepanjang pantai selatan Provinsi Guanong.
Dua minggu setelahnya, giliran pantai timur Provinsi Fujian dan sebagian Provinsi Zhejiang yang terkena topan. Kali ini adalah topan Fitow yang berkekuatan 151 km/jam. Karena sudah ada antisipasi sebelumnya, sampai berita ini ditulis, belum ada korban jiwa akibat topan ini.
Satu hal yang menarik adalah bagaimana pemerintah Cina mengantisipasi musibah ini. Bila perlu, seluruh akses publik yang menjadi nadi ekonomi warga, ditutup total. Dan konsentrasi sepenuhnya dicurahkan untuk urusan bencana alam.
Menurut pengakuan salah seorang warga, seperti yang dilansir oleh BBC, topan Usagi termasuk jenis topan yang paling ganas di Cina. Kekuatannya mencapai 180 km/jam. Ia mampu merobohkan pohon, menerbangkan mobil-mobil, dan pastinya membunuh manusia.
Akibatnya, sekira 80 ribu orang diungsikan ke Provinsi Fujian. Dan lebih dari 50 ribu aparat penyelamat dikerahkan untuk mempermudah proses evakuasi.
Fitow datang dua minggu setelahnya
Nahas, Provinsi Fujian yang menjadi basis pengungsian warga Guandong juga tak luput dari serangan topan. Meski topan Fitow yang kekuatan tak sebesar Usagi, tapi tetap saja mempunyai daya rusak yang sangat potensial.
Beberapa saat sebelum topan diperkirakan datang, hampir seluruh warga sudah dievakuasi. Dari rilis yang dikeluarkan oleh BBC, setidaknya 177 ribu orang dievakuasi di Fujian. Di Zhejiang lebih banyak lagi, sekitar 574 ribu orang dikabarkan meninggalkan rumah mereka.
Instruksi evakuasi berlangsung secara vertikal. Gubernur Zhejian, Li Qiang, menegaskan bahwa tidak ada yang boleh meninggalkan orang dalam keadaan berbahaya. Semuanya harus selamat.
Tahun ini, sebanyak 23 topan menghantam Cina. Termasuk di dalamnya adalah Usagi dan Fitow yang menjadi topan yang ke-21 dan 22. (BBC)