Intisari-Online.com - Meski ada 18 spesies penguin, pada dasarnya perilaku kawing mereka sama. Begitulah yang dikatakan oleh pakar penguin asal Selandia Baru, Emma Mark dari Universitas Auckland. Masa kawin biasanya berlangsung sekitar musim panas Antartika, Okotber hingga Februari, tapi ada beberapa yang lain nyempal kawin di musim dingin.
Saat proses kawin, pinguin tidak terlalu berbeda dengan yang lain. Betina akan berbaring di tanah dan jantan anak naik di punggungnya dan berjalan mundur sampai di ekornya. Sesaat kemudian betina akan mengangkat ekornya, yang memungkinkan kloaka penguin untuk menyelaraska sperma yang akan dikirim.
Pada spesies yang tidak membangun sarang, penguin dewasa akan menetaskan telur tepat di antara kaki-kaki mereka. Dan di sinilah kekhasan itu muncul; penguin jantan dan betina sama-sama mempunyai tugas untuk menjaga area-area inkubasi di mana telur-telur akan ditetaskan.
Pacaran untuk saling mengenal
Pejantan penguin lebih suka menunggu, ia akan tiba di koloni pertama kali dan memilih tempat untuk menunggu calon pasangan. Untuk menarik perhatian betina, pejantan akan membangun sarang mereka serapi mungkin.
Pada betina, biasanya mereka akan kembali ke pejantan pasangan lama mereka. Marks mengatakan, jika betina pasangannya dulu datang, dia akan menendang betina baru yang mencoba mendekatinya dari sarang kebesarannya.
Setelah betina memilih pasangan, proses pedekate alias pendekatan akan dimulai. Proses ini membantu burung-burung kutub ini mengenal satu sama lain. Ada kalanya, beberapa betina akan bersolek dan memamerkan pasangannya kepada penguin-penguin lainnya.
Untuk penguin yang tidak berkoloni, nyanyian para pejantan akan sangat berpengaruh. Dari sini, para betina akan dengan mudah mengenali berapa lemak si pejantan, yang memungkinkan berapa lama si pejantan mampu mengasuh telur tanpa perlu ke sana ke mari mencari makanan. (livescience)