Find Us On Social Media :

Bima Sakti, Dulu Samar dan Kebiru-biruan

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 19 November 2013 | 15:00 WIB

Bima Sakti, Dulu Samar dan Kebiru-biruan

Intisari-Online.com - Upaya pencarian asal-usul Galaksi Bima Sakti semakin menemui titik terang. Sekelompok astronom dari Yale University mengklaim telah menemukan jawaban atas rahasia besar sistem tata surya, Bisa Sakti. 

Penelitian itu memang tidak langsung menggunakan Bima Sakti sebagai objek utama, melainkan galaksi yang menyerupai Bisa Sakti. Para astronom tersebut melakukan teknologi Hubble’s deep-sky survey untuk mempelajari evolusi yang terjadi di 400 galaksi mirip Bisa Sakti.

“Tentu saja kami tidak bisa melihat Bima Sakti di masa lalu. Kami memilih galaksi-galaksi yang berpotensi seperti Bima Sakti dalam beberapa tahun-cahaya kedepan,” ujar Pieter G. van Dokkum, co-leader penelitian tersebut.

Dari pengamatan sementara, disimpulkan, bahwa Bima Sakti dahulu berbentuk samar, berwarna kebiruan, dan bermasa rendah dengan banyak kandungan gas. Gas adalah bahan bakar pembentukan bintang, sedangkan warna biru adalah indikator pembentukan bintang yang berlansung cepat.

Kemampuan tangkap teleskop Hubble yang sangat bagus juga memudahkan sistem kerja tersebut. Salah satu yang menarik adalah, pada puncak pembentikan bintang, ketika alam semesta berusia 4 miliar tahun, Bima Sakti telah menghasilkan sekitar 15 bintang tiap tahunnya.

Dari pengamatan itu pula ditemukan, Galaksi Bima Sakti membangun 90 persen bintangnya antara 11 miliar sampai 7 miliar tahun yang lalu. Cukup jauh berbeda dengan apa yang terjadi sekarang. Sebagai perbandingan, saat ini Bima Sakti hanya menciptakan satu bintang per tahun.

Untuk mendapatkan hasil yang begitu detil, para peneliti menggunakan tiga program terbesar Hubble: The 3D-HST Survey, the Cosmic Assembly Near-infrared Deep Extragalactic Legacy Survey, dan the Great Observatories Origins Deep Survey. Ketiga program survey itu lantas digabungkan dengan sistem kamera jarah dekat yang dimiliki oleh Hubble.

Para astronom tersebut menghitung massa setiap galaksi dari kecerahan dan warna. Galaksi-galaksi yang dipilih juga bukan sembirangan, mereka adalah hasil penyaringan 100 ribu galaksi yang dianggap paling mirip dengan Bima Sakti. Dan dari galaksi-galaksi tersebut, akhirnya ditemukan sistem evolusi Galaksi Bisa Sakti hingga sekarang. (sciencedaily.com)