Find Us On Social Media :

Radiolog Temukan Metode Baru Deteksi Asma

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 22 November 2013 | 12:00 WIB

Radiolog Temukan Metode Baru Deteksi Asma

Intisari-Online.com - Asma telah membuat sulit bernapas lebih dari 22 juta orang Amerika Serikat, munkin juga dunia. Belum ada obat yang benar-benar mujarab yang sudah ditemukan, meski demikian tidak menyurutkan beberapa pihak untuk mengembangkan metode pendeteksian penyakit pernapasan tersebut.

Baru-baru ini ahli radiologi telah mengembangkan metode baru untuk melihat kondisi paru-paru penderita yang disebut asthma imaging method alias metode pencitraan asma. Metode adalah penggabungan dari sistem Magnetic Resonance Imaging MRI dengan gas helium 3 yang terkenal berbahaya tapi sudah terpolarisasi.

Cara ini memungkinkan si dokter mampu melihat sejauh mana atom dalam gas dalam melakukan perjalanan ke paru-paru, juga memberikan gambaran seperti apa pemblokiran yang terjadi dalam organ pernapasan utama manusia tersebut. Udara yang tidak tersalur dengan baik di paru-paru akan ditunjukkan dengan gambar berwarna hitam.

Untuk membuktikan metode terbaru ini, seeorang sukarelawan bernama Quinn Taylor didaulat menjadi pasien pertama. Taylor sendiri adalah penderita asma sedari kecil, dia akan gampang sekali merasa kambuh dari hal-hal yang relatif sepele, menendang bola misalnya.

Eduard de Lange, MD., radiolog dari Universitas Virginia mengungkapkan kepuasannya dengan alat baru tersebut. Dari pencitraan yang dilakukan terhadap Taylor diperoleh hasil yang lebih detil. Hal-hal yang tidak bisa dilihat dari metode konservatif, bisa terlihat dengan metode baru ini.

Seperti lazimnya MRI, gelombang radio dan kekuatan medan magnet menjadi kekuatan utama—tapi bukan sinar X. Gelombang radio diarahkan ke pada proton dalam atom hidrogen, salah satu atom yang paling berlimpah di tubuh manusia.

Gelombang itu akan membuat proton “bergairah”, ketika rileks, proton-proton tersebut akan memancarkan sinyal radioaktif yang kuat. Penggambaran itu akan ditampilkan dalam layar komputer yang merubah sinyal-sinyal radioaktif menjadi gambar kontras yang menunjukkan keadaan paru-paru dalam tubuh.

Para dokter berharap, teknik akan membantu mengembangkan cara-cara baru untuk mencegah, mengobati, dan menyembuhkan asma. Lebih khusus, para dokter merasa berhutang kepada Quinn Taylor yang bersedia menjadi pasien pertama metode baru tersebut. (sciencedaily.com)