Terdingin di Bumi, Tempat Ini Suhunya Minus 93 Derajat Celsius

Ade Sulaeman

Penulis

Terdingin di Bumi, Tempat Ini Suhunya Minus 93 Derajat Celsius

Intisari-Online.com – Sebuah satelit berhasil menemukan tempat terdingin di bumi. Lokasinya ada di benua Antartika, yang meliputi Kutub Selatan Bumi. Ingin tahu suhunya? Minus 93,2 derajat celsius! Ggrrr.

Para peneliti mengatakan ini adalah angka sementara dan saat mereka berhasil memperbaiki data dari berbagai sensor termal ruang, kemungkinan mereka akan menentukan angka yang bahkan lebih dingin.

Rekor suhu terendah yang pernah tercatat sebelumnya yaitu minus 89,2 derajat celcius juga berada di Antartika.

"Ini adalah suhu yang sangat rendah dan sulit untuk dibayangkan," ujar Ted Scambos, pakar dari pusat data salju dan es Amerika Serikat di Boulder, Colorado. "Titik ini 50 derajat lebih dingin daripada suhu di Alaska atau Siberia, dan sekitar 30 derajat lebih dingin dari puncak Greenland."

"Hal ini membuat cuaca dingin di beberapa tempat di Amerika Utara sekarang tampak sangat jinak," katanya saat berbicara dalam forum Perserikatan Ahli Geofisika Amerika (AGU), yang merupakan ajang tahunan terbesar ilmuwan Bumi.

Seperti mutiara

Scambos dan peneliti lainnya telah memeriksa catatan data dari satelit yang mengorbit di kutub selama 30 tahun. Mereka mendapati saat-saat paling dingin di Antarktika terjadi pada bulan-bulan musim dingin yang gelap pada titik tinggi, ketika udara sangat kering sehingga memungkinkan panas terpancar sangat efisien keluar ke angkasa.

Dalam data itu terlihat bahwa tempat-tempat paling dingin "bergantungan seperti mutiara" di sepanjang pegunungan yang menghubungkan titik-titik tinggi, atau kubah, di pedalaman benua ini.

"Udara yang dingin di dekat permukaan mengalir turun karena lebih padat, dan mengalir ke dalam kantong topografi sangat dangkal," jelas Scambos. "Jika Anda berdiri di salah satu tempat-tempat ini, Anda hampir tidak bisa mengira Anda berada di topografi rendah, begitu lembut dan dangkal. Tapi itu cukup untuk menjebak udara ini." (bbc.co.uk/Indonesia / nationalgeographic.co.id)