Penulis
Intisari-Online.com -Pada 17 Desember 2013 lalu, dalam jurnal Nature Communicationstertulis berlian bisa ditemukan di mana saja, termasuk Antartika. Temuan ini didapatkan setelah beberapa peneliti mengamati sampel geologi batu-batu di lereng tenggara Gunung Merdith yang merupakan bagian dari Pegunungan Prince Charles, Antartika Timur.
Intan terbentu di bawah panas yang luar biasa yang terjadi di lapisan mantel planet, yang terjepit antara kerak dan inti luar. Kedalamannya kira-kira mencapai 160 kilometer di bawah permukaan bumi. Letusan gunung berapi yang kuat membawa batuan mulia ini ke permukaan bumi dalam bentuk batu vulkanik yang sering dikenal dengan kimberlit.
Dalam penelitian yang dikepalai oleh Gregory Yaxley dari Universitas Nasional Australia, Canberra, Australia, itu, para ilmuan menemukan tiga sampel kimberlit yang berumur sekitar 120 tahun di sekitar celah Lambert. Para ilmuan memperkirakan, batuan tersebut terbentuk ketika daerah yang sekarang dikenal dengan India hanyut dan terpisah dari gabungan Australia-Antartika.
“Sangat mungkin bahwa celah ini penting untuk pembentukan kimberlit, yang sudah aktif sejak pisahnya Australia-Antartika dari India,” ujar ahli geologi Yaxley.
Dari usia, kandungan kimia, mineral, dan ciri-ciri fisiknya, kimberlit ini berasal dari sebuah kawasan luas yang terbentuk pada zaman kapur. Wilayah-wilayah itu dianggap bertanggungjawab terhadap tersebarnya berlian ke wilayah-wilayah yang termasuk dalam superbenua Gondwana.
Yaxley menegaskan, meski terdapat potensi intan di Antartika, tapi untuk proses penambangan rasanya tidak mungkin dilakukan. Pertama karena regulasi tidak boleh ada jenis penambangan satu pun di benuh es tersebut.
Kedua hanya satu sampai dua persen saja kandungan intan dalam sebongkah kimberlit. Jika dihitung, jumlah itu tidak mencapai angka 1 karat. Itu artinya, meski berpotensi ada, tapi jumlahnya sangat sedikit. “Penemuan ini tidak menganjurkan penambangan intan di Antartika, karena seperti itu adanya,” kata Yaxley. (Live Science)