Penulis
Intisari-Online.com -Ada kabar mengejutkan. Perubahan iklim yang belakangan mengganggu bumi seisinya ternyata tak ada hubungannya sama sekali dengan aktivitas yang terjadi di matahari. Sebuah studi ilmiah menunjukkan fakta baru itu dalam jurnal ilmiah Nature GeoScience, 22 Desember 2013.
Temuan ini tentu saja membalikka pandangan ilmiah luas yang mempercayai bahwa periode panjang cuaca hangat dan di dingin di masa lalu disebabkan oleh fluktuasi periodik dalam aktivitas matahari.
Lantas siapa biang keladi perubahan tersebut? Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dari Universitas Edinburg, Skotlandia, itu, penyebab utama perubahan iklim di belahan bumi utara selama 1000 tahun terakhir adalah letusan gunung berapi. Letusan-letusan tersebut dianggap telah menghalangi sinar matahari mencapai bumi, lantas menyebabkan dingin, dan lain sebagainya.
Pasca periode itu—dimulai sejak tahun 1900-an—aktor utam perubahan iklim adalah efek rumah kaca. Para ilmuan yakin, bahwa periode aktivitas matahari tidak berdampak besar pada perubahan suhu di bumi.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang “tidak populer” ini, para ilmuan menggunakan catatan suhu masa lalu yang digabung dengan data dari cincin pohon dan sumber-sumber sejarah lainnya. Para peneliti ini lantas membandingkan data rekaman masa lampau tersebut dengan komputer khusus.
Hasilnya, aktivitas matahari hanya memiliiki dampak minimalis terhadap perubahan suhu di bumi pada milenium terakhir ini.
“Sampai saat ini, pengaruh matahari pada iklim masa lalu telah dipahami dengan buruk. Kami berharap bahwa penemuan baru ini akan membantu meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana suhu telah berubah selama beberapa abad yang lalu,” ujar Dr Andrew Schurer, salah satu tim peneliti.
Andrew Schurer dan timnya saat ini juga tengah mengembangkan penelitian terkait hubungan aktivitas matahari dengan anomali musim dingin di Inggris. “Semuanya masih dalam tahap eksplorasi,” ujar Andrew.