Find Us On Social Media :

Obesitas di Negara Berkembang Mengkhawatirkan

By Ade Sulaeman, Rabu, 8 Januari 2014 | 12:30 WIB

Obesitas di Negara Berkembang Mengkhawatirkan

Intisari-Online.com - Hasil riset yang dilakukan sebuah institut di Inggris mengingatkan peningkatan kasus obesitas yang mengkhawatirkan di negara berkembang dengan skala laju peningkatan yang lebih cepat dibandingkan negara-negara maju.

Jumlah kasus kelebihan berat badan dan penderita obesitas dewasa di negara berkembang meningkat empat kali lipat menjadi sekitar 1 milyar sejak 1980. Institut Pembangunan Luar Negeri Inggris mencatat hal itu dalam laporan berjudul Masa Depan Pola Makan atau ‘Future Diets’.

Laporan ini juga mencatat di negara-negara berpendapatan tinggi, jumlah obesitas dan kelebihan berat badan juga naik hingga 1,7 kali dibandingkan periode yang sama.

Lebih dari 34 persen orang dewasa yang dikategorikan kelebihan berat badan atau obesitas di tahun 2008, jumlah ini naik 23 persen dari catatan tahun 1980 – dimana mayoritasnya berasal dari negara-negara berkembang, terutama negara-negara yang pendapatan warganya meningkat seperti Mesir dan Meksiko.

Orang dewasa dikategorikan obesitas jika indeks massa tubuhnya lebih besar dari 30.

Laporan ini menunjuk perubahan pola makan dan ditinggalkannya konsumsi cereal dan gandum ke makanan yang diproduksi dengan menggunakan lebih banyak gula, lemak, minyak dan protein hewani sebagai penyebab kenaikan kasus obesitas dan kelebihan berat badan di negara berkembang.

Bersiap perangi obesitas

“Dunia telah melihat peningkatan yang cukup dalam jumlah makanan yang tersedia per orang selama setengah abad terakhir, di semua kelompok," kata laporan itu.

"Bagi orang-orang yang berpenghasilan tinggi, makanan telah menjadi begitu berlimpah tanpa mereka terlalu berhitung soal harganya,” kata laporan tersebut.

"Seiring dengan tumbuhnya ekonomi, meningkatnya pendapatan dan urbanisasi, pola makan cenderung mengikuti juga."

Laporan itu juga memperingatkan adanya peningkatan yang sangat besar kasus serangan jantung, stroke dan diabetes.

Selain itu laporan ini juga mengkaitkan konsumsi garam dan lemak yang berlebihan dengan kenaikan global penyakit tidak menular termasuk kanker, diabetes, penyakit jantung dan stroke. (tribunnews.com)