Find Us On Social Media :

Ada Yin & Yang di Saturnus

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 23 Januari 2014 | 11:00 WIB

Ada Yin & Yang di Saturnus

Intisari-Online.com - Seolah-olah ini adalah ajaran Zen. Yin dan Yang muncul di lapetus, salah satu bulan yang mengitari planet bercincin, Saturnus. Formasi itu berhasil diabadikan oleh kamera pesawat ruang angkasa ciptaan NASA yang menjelajahi planet itu, Cassini.

Lapetus adalah satelit alami terbesar ketiga di Saturnus. Lapetus, dalam foto tersebut, menunjukkan sisi gelap dan terang yang tidak biasa, yaitu berupa fitur koma (,) mirip tanda yin dan yang dalam falsafat Cina. Gambar itu dirilis pada Desember 2013 setelah ditangkap pada Agustus.

“Gambar tersebut langsung mengarah ke Saturnus dari lapetus. Bagian utara lapetus naik dan berputar 30 derajat ke kanan. Gambar diambil dengan pencahayaan yang jelas menggunakan kamera sudut sempit yang ada di pesawat Cassini pada 30 Agustus,” tulis salah satu pejabat NASA.

Beberapa ilmuan berpikir, dua wajah yang berbeda dari lapetus muncul karena rotasi yang lambat. Artinya, bagian gelap laputus menyerap lebih banyak panas dan lebih memiliki waktu untuk menghangat.

Setiap bahan es yang bercampur dengan permukaan yang panas berubah menjadi gas dan kemudian jatuh kembali ke daerah dingin. Itu tandanya, bagian gelap semakin gelap, bagian terang semakin terang.Lapetus yang unik 

Lapetus memang sedari awal memang terkenal unik. Selain penampakan yin dan yang, ada keunikan-keunikan lain yang menyertainya.Lapetus pertama kali ditemukan oleh astronom Italia Giovani Cassini pada 1672. Bentuknya aneh seperti kenari, dengan punggungan besar di sepanjang khatulistiwa. Punggungan tersebut kemungkinan muncul karena ledakan besar yang melempar lapetus keluar angkasa pada akhir pembentukan planet yang terjadi lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu.

Serpihan-serpihan hasil ledakan besar kemungkinan mengumpul di sekitar lapetus dan mengorbit padanya. Gaya gravitasi yang dimiliki lapetus lantas menarik serpihan-serpihan tersebut dan menciptakan punggungan-punggungan bukit yang khas.

Kemungkinan lainnya adalah punggungan tersebut terbentuk di awal sejarah ketika lapetus berputar lebih cepat dibanding saat ini.

Pesawat luar angkasa Cassini sendiri untuk pertama kali diluncurkan pada 1997 dan baru berhasil memasuki orbit Saturnus pada 2004. Satelit ini diperkirakan akan terus mempelajari Saturnus dan bulan-bulan yang ada di sekelilingnya hingga 2017 nanti. Setelah itu secara otomatis akan terbakar sendiri di atmosfer Saturnus. (Mashable)