Penulis
Intisari-Online.com -Jajak pendapat yang dilakukan oleh kelompok Aksi Gangguan Pendengaran mendapatkan kesimpulan musik keras bisa menyebabkan tinnitus alias telinga berdenging.Jajak pendapat terhadap 1000 orang ini melihatsekitar dua per tiga orang yang mengaku telinganya berdenging mengaku sering menghabiskan malamnya di pub atau klub malam dengan musik kencang bertalu-talu, sementara sepertiga dari mereka mengabaikan level aman pada alat pemutar musik.
Setengah dari mereka yang disurvei mengatakan, mereka sering mendengarkan musik selama satu atau dua jam sehari—sepertiga dari waktu bangun mereka. Biasanya, mereka melakukannya di di tempat kerja atau saat berada dalam perjalanan. Tapi parahnya, sekitar satu dari lima orang yang memiliki gangguan itu mengaku tidak melakukan apapun untuk menjaga kesehatan pendengaran mereka.
Seperti yang dilansir BBC, kelompok Aksi Gangguan Pendengaran memperingatkan, 10 orang di Inggris mengalami tinnitus di tiap hari. Gejala-gejala yang menunjukkan tinnitus bisa berupa suara “dengung sekilas” atau “deruan yang konstan” di telinga dan kepala.
Jika dibiarkan terus menerus, gejala ini bisa mempengaruhi kemampuan orang untuk berkonsentrasi saat bekerja atau ketika hendak tidur di malam hari. Paul Breckell, pemimpin kelompok ini, menegaskan, mendengarkan musik yang keras dalam waktu yang relatif lama dapat memicu tinnitus dan itu merupakan indikasi pendengaran yang rusak.
“Banyak orang yang mengalami tinnitus. Pada kasus yang akut, gangguan ini bisa menyebabkan ketakutan, rasa cemas, rasa tidak berdaya, yang bisa mempengaruhi kualitas hidup mereka menjadi lebih buruk,” ujar Paul.
Pernyataan Paul Breckell mendapat dukungan dari Paul Oakenfold, salah satu pendukung kampanye Aksi Gangguan Pendengaran. Paul Oakenfold memaparkan, bahwa dirinya telah mendesak para pencinta musik untuk memakai pelindung telinga ketika menghadiri pertunjukan, juga menghindari volume yang sangat tinggi saat memutar musik pribadi.