Find Us On Social Media :

Merasakan Rabaan dengan Tangan Buatan

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 7 Februari 2014 | 12:30 WIB

Merasakan Rabaan dengan Tangan Buatan

Intisari-Online.com - Teknologi tangan buatan terus mengalami perkembangan. Tidak hanya sebagai aksesoris untuk menambal bagian tubuhnya yang buntung dengan tangan buatan terbaru yang memungkinkan pemakainya untuk merasakan rabaan yang dilakukan. Namanya LifeHand 2. Perasaan "hidup" pada lengan palsu ini menggabungkan teknologi intra-saraf dalam bidang robotika dan ilmu komputer.

Dennis Aabo Sorensen menjadi salah satu yang beruntung bisa mengenakan teknologi beru itu. Sepuluh tahun yang lalu, tangan kiri Sorensen hancur saat sebuah roket kembang api yang dia pegang meledak pada sebuah perayaan tahun baru. Sejak saat itu, tak pernah tebersit harapan untuk dapat kembali merasakan sesuatu dari potongan tangannya yang masih ada.

Tapi semuanya berubah. Tahun lalu, Sorensen bisa kembali sensasi "menyentuh" lewat ujung tangan kirinya. "Perasaan" tersebut datang lewat teknologi tangan bionik yang memungkinkannya memahami dan mengidentifikasi obyek, sekalipun dia menutup mata.

Prototipe perangkat tersebut ditanamkan di lengan kiri Sorensen (36), mengaburkan batas antara badan dan mesin. Ilmuwan berharap, pada suatu hari nanti, temuan ini akan merevolusi banyak orang yang terpaksa menjalani amputasi dalam hidupnya.

Alastair Ritchie, ahli bioteknologi di University of Nottingham, mengatakan bahwa temuan tersebut merupakan satu lagi capaian maju dari logika. Namun, menurut Ritchie yang tak terlibat penelitian ini, uji klinis lanjutan masih diperlukan. "Ini data awal yang sangat menarik, tetapi tetap bahwa itu merupakan satu studi kasus. Kita sekarang perlu melihat lebih banyak kasus," ujar Ritchie.

Elektroda implan

Rahasia di balik prototipe tersebut adalah sebuah elektroda ultra-tipis selebar rambut manusia yang ditanamkan ke ulnaris dan saraf median lengan Sorensen melalui operasi. Sesudahnya, barulah tangan palsu dengan sensor buatan dipasangkan ke lengannya.

Sensor tersebut mengukur tegangan di tendon buatan pada setiap jari untuk menghitung gaya yang dibutuhkan untuk memegang beragam benda. Algoritma komputer mengubah informasi tersebut menjadi sinyal listrik yang dapat ditafsirkan saraf.

Hasilnya, sensasi real time, termasuk gradasi perasaan yang memungkinkan Sorensen mendeteksi bentuk benda dan konsistensi pengenalannya. Dalam serangkaian percobaan, dia bisa mengenali bentuk dasar benda seperti silinder botol dan beda kekakuan jeruk mandarin dengan bola bisbol.

Sensasi yang dirasakan Sorensen adalah kemajuan besar dari LifeHand 1 yang diluncurkan pada 2009. Pada prototipe tersebut, rasa yang didapat masih kurang halus. Pada LifeHand 1, elektroda tidak ditanamkan ke pengguna lengan palsu.

Pekerjaan lanjutan yang dibutuhkan untuk LifeHand 2 antara lain untuk membuat lengan palsu itu bisa membedakan benda secara lebih rinci, juga untuk membedakan panas dan dingin. Silvestro Micera, insinyur di Ecole Polytechnique Federale de Lausanne dan Cuola Superiore Sant'Anna di Pisa, mengatakan, tantangan sekarang adalah memastikan sistem tersebut bisa ditanamkan pada banyak pengguna lengan palsu dalam beberapa bulan ke depan. (Palupi Annisa Auliani|kompas.com)