Penulis
Intisari-Online.com - Para peneliti di Inggris telah melakukan studi mendalam tentang kesengsaraan pelaju. Mereka menemukan bahwa pelaju membutuhkan waktu perjalanan antara 61 – 90 menit.Secara umum, semua penumpang kurang puas dengan kehidupan dan tidak bergairah untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Bahkan mereka juga merasa kurang bahagia dan memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak melaju. Demikian data yang diungkapkan Office for National Statistics.Semakin sering mereka melaju, semakin menurun ukuran kesejahteraan mereka. Sedangkan tingkat kecemasan naik setiap menitnya.Keadaan menjadi lebih buruk ketika seseorang melaju menggunakan kereta api daripada berkendara dengan mobil pribadi. Laporan terbaru dari The ONS yang meneliti 60.000 pelaju menemukan bahwa mereka memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih rendah."Efek terbesar dari melaju adalah rendahnya kesejahteraan. Mereka juga mengalami kegelisahan. Hal ini menunjukkan bahwa melaju mempengaruhi emosi mereka setiap hari sehingga mereka tidak bergairah dalam berkegiatan," kata laporan itu.Ketika menganalisis hasil penelitian dengan lamanya waktu perjalanan, peneliti menemukan bahwa kesejahteraan pribadi menurun seiring semakin seringnya seseorang melaju. Sedangkan tingkat kecemasan semakin meningkat.Mereka juga menemukan bahwa orang yang naik bus berpikir bahwa kegiatan mereka tidak berharga. Sementara itu orang-orang yang berangkat kerja naik kereta api memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari orang-orang yang pergi menggunakan kendaraan pribadi.Pengendara sepeda yang melakukan perjalanan selama 16 sampai 30 menit setiap hari memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih rendah dan kecemasan yang lebih tinggi daripada mereka yang melakukan perjalanan selama 15 menit menggunakan moda transportasi lainnya.Dan orang-orang yang berjalan untuk jumlah waktu yang sama memiliki kepuasan hidup yang lebih rendah."Temuan ini menunjukkan bahwa melaju berhubungan negatif dengan kesejahteraan pribadi. Dan secara umum kemacetan panjang juga juga berdampak buruk terhadap kesejahteraan seseorang," kata laporan itu. (Daily Mail)