Pemuda 12 Tahun Temukan Printer Braille Menggunakan Lego

Moh Habib Asyhad

Penulis

Pemuda 12 Tahun Temukan Printer Braille Menggunakan Lego

Intisari-Online.com -Umurnya masih sangat muda, 12 tahun. Shubham Banerjee yang sekarang duduk di kelas tujuh di SMP Santa Clara, California, mengembangkan printer braille menggunakan potongan lego miliknya. Bagi Banerjee, penemuan murah ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi orang-orang buta yang kurang beruntung.

Printer yang oleh Banerjee diberi nama Braigo (akronim dari braille with lego) diciptakan dari seperangkat lego Mindstorm EV3 yang berharga 349 dolar AS. Banerjee juga membeli bahan tambahan seharga 5 dolar. Jadi jika ditotal, harga satu set Braigo adalah 354 dolar AS. Jika dibandingkan dengan printer braille lainnya, tentu saja ini jauh lebih murah. Umumnya, satu set printer braille dihargai 2.000 dolar AS.

Sejatinya, Benarjee ingin membuktikan bahwa membuat printer braille dengan harga murah mungkin dilakukan. Rencana ke depannya, Benarjee ingin membuat proyek open-source yang bisa diakses dengan bebas di internet. “Saya ingin membuat printer braille selain itu membuat langkah-langkah sederhana di internet. Jadi, siapa saja yang memiliki seperangkat lego, bisa membuatnya,” ujar Banerjee di video YouTube yang diunggahnya.

Printer diprogram untuk menghasilkan huruf “A” hingga “Z” dalah aksara Braille. Untuk satu hurufnya, diperlukan waktu sekira tujuh detik. Dalam video yang diunggahnya, Banerjee dengan teliti menunjukkan bagaimana mencetak huruf “Y”, lantas menunjukkan betapa sederhananya untuk menggabungkan huruf-huruf tersebut menjadi kata-kata.

“Ini sangat mudah, bahkan adik saya saja bisa melakukannya,” ujar Banerjee. Saat ini, Banerjee sedang berupaya untuk memprogram Braigo untuk mencetak angka satu hingga sepuluh.

Di tempat lain, The Lego Group, secara tersurat mengungkapkan pujiannya terhadap karya yang ditelurkan Banerjee. Melalui akun Twitter resminya, The Lego Group menulis, “We’are very proud. Impressive work for a great cause.”

Menurut data yang dihimpun dari WHO, saat ini, diperkirakan terdapat 285 juta orang menderinga kebutaan di seluruh dunia. 90 persennya hidup di negara-negara berkembang. Printer braille ini diharapkan bisa menjangkau jutaan orang dengan masalah penglihatan tersebut. (LiveScience)