Intisari-Online.com - Tasmania Devils adalah seekor binatang marsupialia karnivora yang terdapat di pulau Tasmania, Australia. Mungkin kita lebih mengenal hewan ini dalam bentuk tokoh kartun Looney Tunes.
Tidak hanya rupanya yang mirip anjing, tasmania devil juga merupakan hewan yang berkembang biak secara musiman. "Mereka hidup berbagi satu dengan yang lain ketika menemukan bangkai sebagai makanan bersama,” jelas Tamara Keeley, seorang ahli biologi reproduksi satwa liar di University of Queens di Australia.
Tasmania devil liar cenderung mencari pasangan antara bulan Februari hingga April, yaitu akhir musim panas dan awal musim gugur di Australia. Tasmania devil betina memiliki tiga siklus dalam satu periode. Jika mereka belum hamil selama siklus pertama, mereka memiliki 2 kesempatan berikutnya, hingga musim kawin berakhir.
Cara mereka menarik perhatian pasangannya adalah melalui aroma yang dikeluarkan dari tubuh mereka. Keunikan lainnya, Tasmania Devil betina lebih tertarik untuk kawin dengan pasangan yang bertubuh paling besar atau paling kuat. Jadi beberapa jantan akan berjuang merebutkan betina untuk kawin dengannya.
Tapi tasmania devil jantan yang paling unggul belum tentu akan disukai oleh si betina. Tasmania devil jantan harus memiliki fisik yang dapat menarik perhatian si betina, barulah ada kemungkinan bentina menyukainya.
Setelah jantan diterima oleh si betina, ia akan menarik betina ke sarangnya untuk melakukan proses reproduksi.
Setelah itu, jantan akan menjaga betinanya selama satu minggu atau lebih, agar betina tidak melakukan hubungan dengan jantan lain. Perilaku ini dilakukan tasmania devil jantan supaya bisa memastikan bahwa bayi yang dikandung betina itu benar-benar anaknya.Tasmania devil jantan akan mengawal betina ketika keluar dari sarangnya untuk minum. “Jika betina coba melarikan diri, jantan akan mengjarnya dan membawa pulang kembali,” jelas Keeley.
Sayangnya tidak selalu 100% jantan dapat berhasil menjaga betinanya. Maka, tidak jarang anak yang dikandung tasmania devil betina tidak diketahui siapa ayahnya. (livescience.com)