Penulis
Intisari-Online.com – Peneliti dari Stony Brook University dan Institute for Applied System Analysis (IIASA) mengatakan jika kekuatan jabat tangan bisa mengukur umur asli seseorang.(Baca juga: Jabat Tanganmu, Kepribadianmu)
Dalam jurnal PLOS ONE, peneliti IIASA, Warren Sanderson, Professor of Economics dan Serguei Scherbov menunjukkan jika jabat tangan menandakan bentuk penuaan, seperti disabilitas dan penurunan kemampuan.
Sanderson dan Scherbov menemukan lebih dari 50 publikasi yang fokus kepada manusia dari masa ke masa. Melalui hal tersebut, penelitian mengukur umur dengan jabat tangan bisa langsung dilakukan, karena data tersedia.
“Kuatnya jabat tangan bisa diukur dan data kekuatan tersebut, bisa ditemukan dalam survei-survei penting,” ujar Sanderson.
Studi ini juga mendemonstrasikan, bagaimana percobaan tersebut bisa digunakan untuk mengukur penuaan, dari grup populasi yang berbeda.
“Kami menemukan, wanita berusia 65 tahun yang tidak menyelesaikan pendidikan sekunder, memiliki kekuatan yang sama dengan wanita 69 tahun yang telah menyelesaikan pendidikan yang sama,” ujar Scherbov.
Melalui metode mengukur umur dengan jabat tangan, karakteristik umur wanita 65 tahun dan 69 tahun bisa sejajar, hanya karena perbedaan jenjang pendidikan.
Sanderson dan Scherbov telah mendefinisikan pengukuran umur yang baru melalui karakteristik manusia, status dan faktor-faktor demografisnya.(Baca juga: Pelapis Bantal dari Katun Picu Penuaan)
“Tujuan kita adalah mengukur sebagaimana cepat perbedaan kelompok, dalam setiap peradaban. Jika ada grup tumbuh lebih tua dari yang lain, kita harus bertanya mengapa.” Tutup Scherbov. (sciencedaily.com)