Penulis
Intisari-Online.com -Siapa sangka sperma raksasa tertua justru dimiliki oleh kelompok binatang sejenis udang-udangan. Sperma raksasa berusia 17 juta tahun itu ditemukan di situs Riversleigh, tidak jauh dari Queensland, Australia.
Dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Royal Society B itu diketahui, sperma itu ternyata milik organisme golongan ostracoda, sejenis udang-udangan yang kerap disebut udang biji.
Selain ditemukan sel sperma, para peneliti juga menemukan organ Zenker, organ berbahan kitin berfungsi mentransfer sperma dari kepada betina, yang terawetkan dengan baik. Panjang sperma ostracoda 1,3 mm, sedikit lebih besar dari ukuran ostracoda itu sendiri dan 23 kali lebih besar dari sperma manusia. Untuk informasi, panjang sperma manusia sekitar 0,055 mm.
"Ini adalah fosil sperma tertua yang pernah ditemukan," kata Mike Archer, peneliti Sekolah Biologi, Kebumian, dan Lingkungan, Universitas New South Wales, yang telah mengekskavasi Riversleigh selama 35 tahun.
Awal penemuan fosil sperma raksasa tertua itu bermula ketika Archer bersama rekannya, Suzanne Hand dan Henk Godthelp, mengoleksi spesimen ostracoda dari situs Bitesantennary di Riversleigh pada tahun 1988.
Tidak lama berselang, sampel itu lalu dikirim kepada John Neil, spesialis ostracoda dari La Trobe University. Neil bekerjasama dengan spesialis lain, Renate Matzke-Karasz dari Ludwig Maximilian University di Munich dan Paul Tafforeau dari European Synchrotron Radiation Facility di Perancis.
Kotoran kelelawan efektif mengawetkan sperma raksasa
Setelah dilakukan proses analisis mikroskopik akhirnya diketahui, organ dalam makhluk itu masih dalam kondisi baik. Dalam organ dalam itu, ilmuwan menemukan sperma raksasa beserta inti sel-nya yang mengandung materi genetik.
"Sekitar 17 juta tahun lalu, situs Bisantennary adalah gua di tengah hutan hujan yang kaya keanekaragaman hayati. Ostracoda yang kecil hidup di genangan dalam gua yang yang terus diperkaya oleh kotoran ribuan kelelawar," ungkap Archer seperti dikutip Physorg.
Suzzane Hand, ahli kelelawar yang sudah punah menuturkan, kotoran kelelawar bisa jadi juga memainkan peranan penting dalam mengawetkan sperma raksasa. Kotoran kelelawar membuat air kaya akan fosfor, memicu mineralisasi jaringan-jaringan lunak pada ostracoda. (Kompas.com)